Monday, April 30, 2012

wednesday galau


Sekarang saya sudah menjadi mahasisiwi di salah satu universitas juga fakultas yang cukup bergengsi di Makassar. Saya bahkan telah mencapai smester dua dengan IP smester awal yang lumayan memuaskan. Beruntung saya diterima dan merasa nyaman disini. Bersama teman-teman yang baik, meski sebagian besar diantara mereka tidak seperti yang saya harapkan. Melihat adik-adik SMA, SMP dan SD yang sedang sibuk-sibuk dan galaunya menghadapi Ujian Nasional, saya pun bersyukur sudah tidak perlu lagi melewati masa-masa mendebarkan itu karena saya sudah melewatinya sebelum mereka dan tanpa hambatan yang cukup berarti. Saya tahu bahwa masa-masa yang lebih berat lainnya menunggu saya dimasa depan.
Saya berusaha menikmati apa yang saya jalani sekarang tanpa harus menomerduakan pendidikan. Saya menikmati pendidikan saya sekarang. Meski sekarang saya tidak seberuntung dahulu. Saya lupa kapan semuanya bermula. Yang saya tau ini sudah berlangsung lama. Saya pun tidak menyangka semua akan menjadi serumit ini sekarang. Kekhawatiran kecil saya dulu, kini benar-benar terjadi. Hal-hal yang dulunya saya tonton sebagai tayangan fiksi kini terjadi pada saya sendiri. Bedanya saya tidak tau ini akan berakhir atau tidak. Sebagai manusia biasa tentu saya berharap dan berusaha mengembalikan keadaan minimal seperti sebelumnya.
Mungkin saya terlihat biasa-biasa saja di Kampus, tapi siapa yang tahu tampakan saya dirumah. Terkadang saya tidak bisa menempatkan masalah pada tempatnya, sehingga Budimanlah menjadi tersangka utama dimata orang-orang. Saya tekankan semua bukan salah Budiman. Saya hanya terlalu sensitive belakangan ini. Saya tidak tahu kenapa dan apa yang harus saya lakukan. Untuk menjawab kata kenapa, saya tidak tahu harus mulai dari mana dan berakhir dimana. Apalagi untuk mencari solusinya, saya tidak mengerti harus bagaimana.
Pagi ini saya bangun lebih lama dari biasanya. Seperti biasa saya bersiap-siap berangkat ke Kampus. Bedanya kali ini saya sengaja berangkat lebih siang dari biasanya, berharap saya tiba tepat pukul delapan. Seperti kata orang-orang, manusia hanya bisa berencana tapi Tuhan yang menetukan. Saya tiba di Kampus pukul setengah delapan dan saya penghuni oertama PB 335. Saya mendengar lagu, smsan dan juga berharap dosen kimia tidak hadir. Lagi-lagi saya hanya manusia, dosen kimia saya tiba pukul 07.55. berbanding terbalik dari yang saya harapkan. Saya dan teman-teman pun memulai pagi yang cerah itu dengan belajar kimia. Namun sebelumnya saya disodorkan sarapan pagi yang mengejutkan oleh sang dosen. Sarapan berupa berita buruk bahwa mata kuliah kimia yang ditanggungjawabkan padanya tidak akan diadakan remedial. Sebagai salah satu mahasiswi yang tidak ahli dalam bidang kimia-kimiaan pun tentu kaget dan menyesalkan memiliki dosen seperti beliau. Tapi semoga Tuhan berbaik hati untuk kembali menyelamatkan hamba-Nya yang goblok kimia ini. Meski diawal hari saya mendapat berita buruk tersebut saya cukup heran karena tidak seperti biasanya, kali ini saya cukup tenang belajar kimia meski tidak seluruhnya dapat saya mengerti. It’s amazing.
Seusai mata kuliah kimia yang serasa dua tahun itu saya buru-buru keluar ruangan berharap Budiman menunggu saya seperti biasanya. Harapan berbanding lurus dengan kekecewaan, Budiman tidak disana. Ini salah saya, mungkin kejadian tepat seminggu yang lalu membuatnya kapok ketempat ini. Saya mencari Lara namun kata Ica dia sudah pamit untuk pergi duluan. Sehingga saya dan Ica duduk berdua di depan ruangan menunggu Nunu. Saya dan Ica menemani Nunu ke Bank untuk mengirim uang yang entah untuk keperluan apa. Lalu kami memutuskan berpisah di depan koperasi Unhas. Ica dan Nunu pulang ke Kosan mereka dan saya memilih untuk meghabiskan waktu di MKU sendirian. Saya merencanakan ini dan itu di depan koperasi. Saya sedikit menyesalkan karena saya tidak membawa laptop. Akibatnya saya terlunta-lunta di MKU sampai pukul 15.30.
Sebagai langkah awal menghabiskan waktu di MKU saya memilih untuk berjalan-jalan saja. Sampai akhirny saya lelah dan berhenti tepat disebelah Kantor pusat MKU. Disana saya hanya duduk dan kembali mendengarkan music. Suasana saat itu sangat sepi sekali. Kantor pusat MKU tertutup bahkan tak terlihat orang-orang yang lalu lalang. Hanya cleaning servis yang sibuk membersihkan terlihat mengobrol dengan bapak-bapak yang tampaknya staf MKU pusat. Dari obrolannya saya tahu kalau para cleaning servis itu tidak semiskin yang saya bayangkan. Gajinya lumayan tinggi menurut saya, Rp. 700. 000/bulan kalau mereka tidak pernah bolos. Bahkan yang saya dengar mereka bekerja hanya untuk menambah penghasilan suami mereka yang bekerja kantoran diluar kota.
Merasa tidak nyaman duduk di tempat sesepi itu saya memutuskan untuk kembali berjalan-jalan dan akhirnya saya memutuskan untuk duduk di dekat PB 335 ruaang kuliah saya tadi. Saya tidak hanya duduk, namun saya memperhatikan setiap orang-orang yang lewat dan berbagai kelakuan mereka. Saya sadar kalau ternyata saya bukan satu-satunya manusia yang tidak memperdulikan keserasian warna pakaian, bahkan banyak yang lebih gila daripada saya dalam memadukan warna. Saya juga melihat dua anak kecil sedang mlihat tumbuhan yang tidak jelas menurut saya. Yang stu mungkin berumur empat tahun dan yang satunya mungkin berumur sepuluh tahun. Tampaknya mereka bersaudara. Saya melihat sang adik merengek meminta kakaknya memetik daun dari tumbuhan tersebut. Sebagai seorang kakak, dia pun memetik daun yang diminta adiknya. Namun yang aneh menurut saya mereka berdua memakan daun tersebut. Saya tidak tau daun apa itu dan apa motivasi mereka memakannya. Saya hanya bergumam dari kejauhan. Saya mengalihkan pandangan dari kedua anak aneh itu. Saya melihat orang-orang yang lalu-lalang tampak sibuk meuju tempat tujuan mereka. Saya kembali berfikir tentang apa yang harus saya lakukan sampai pukul 15.30 nanti. Sambil berfikir saya melihat dua orang perempuan yang penampilannya berbanding terbalik. Satunya tampak tomboy dan rambut acak-acakan sedangkan yang satunyan berhijab. Mereka duduk disamping saya. Saya melihat cewek tomboy itu duduk dan cewek yang satunya tiduran dipangkuannya sambil memainkan BBnya dan bercerita tentang sesuatu yang kebetulan tidak saya simak karena terlalu sibuk memperhatikan keadaaan sekitar. Kemudian saya dikagetkan suara teriakan dan tawa mereka berdua yang ternyata disebabkan kerena BB milik cewek berhijab tadi jatuh kelantai bawah. Saya menyebutnya lantai setengah. Harus bagaimana lagi? Yang saya tahu MKU terdiri dari tiga lantai dan saya duduk-duduk dilantai satu. Dan BB itu jatuh dilantai dibawah lantai sau (MIPA), makanya saya mnyebutnya lantai setengah. Sambil saya berfikir tentang lantai setengah tersebut terlihat kedua cewek itu berlari ke lantai bawah. Gerombolan orang berbju lab menarik perhatian saya. Saya melihat cwek-ceweknya tampak betul-betul seperti anak-anak IPA. Ketika saya melihat cowoknya, saya bisa menarik kesimpulan kalau ketika memasuki lab mereka harus memakai celana kain. Ketika saya menganalisis tampilan gerombolan berbaju lab itu, aroma soto ayam menggoda hidung saya. “luar biasa sekali soto ayamnya jasbog, sampai sini lalo baunya”, gumam saya dalam hati. Lalu saya berfikir untuk mendengar lagu yang menurut saya sederhana tapi sangat bagus dan menyentuh. Lagu dari cinta feat ayahnya, mimpi terindah. Seandainya saja saya bisa membuat video dengan Budiman sambil menyanyikan lagu tersebut berdua. Tapi tidak mungkin, saya terlalu malu-malu untuk itu. Lamunan saya diganggu oleh segerombolan cewek yang baru saja keluar dari ruang kuliah mereka. Mereka semua memakai rok. Sebenarnya saya ingin memakai rok dan meninggalkan celana jeans, namun terbatasnya rok dan pakaian saya makanya saya masih saja memakai celana jeans. Tiba-tiba saya teringat akan rencana berkunjung ke rumah Nuni ba’da magrib nanti. Saya pun berniat mengajak Budiman ikut. Saya kembali focus dengan lagu yang saya dengarkan. Kini saya mendengar lagu yang berjudul ingatkah kamu yang entah dinyanyikan oleh siapa. Yang saya ingat lagu ini pernah menjadi sountrack sinetron di SCTV.
Teringat akan masa lalu yang kita lewati
Terasa indah
Sejuk meresap didalam sanubari
Walau duka simpang singgah
Hadapi bersama
Bahagia slalu dihatiku
Kini hilanglah sudah kisah
Tinggalah kenangan
Saat menghampirimu dengan segala janji
Berikan sudah semua
Atas nama cinta
Hapuskan cerita kita
Ingatkah kamu saat kita bersedih
Ingatkah kamu saat kita bahagia
Ingatkah kamu janji bersatu
Demi kasih sayang kita
Untuk hari esok berdua
Ketika sedang asik mendengarkan lagu, HP saya mati. Saya tidak heran karena baterai HP saya sudah rusak dan saya belum punya uang untuk menggantinya. Terlihat dikejauhan Puji, Nuris, Tillah dan Marni berjalan dari arah FK. Ternyata mereka hendak makan siang di Jasbog. Saya pun ikut dengan mereka. Kesendirian saya berakhir disini. Di jasbog saya bertemu dengan Devi, Paula, Sabe dll. Saya makan siang dengan mereka. Saya memesan bakso yang menipu. Terlihat telurnya bulat utuh, namun ketika saya balik menggunakan sendok, terlihatlah wujud telur itu yang sebenarnya, hanya setengah rupanya. “menipu sekali”, gerutuhan ku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri. Beberapa menit kemudian, Devi berteriak kecil dengan nada yang menyesal, jengkel, marah dsb. “deh , sepotong ji pale telurnya, ku kira mami satu”, serunya. Bukan hanya Devi yang tertipu, tapi hanya Devi yang berseru sampai segitunya.
Setelah makan siang, Saya, Paula dan Devi bergegas ke Perpustakaan. Devi sibuk mencari materi biokimia sedangkan saya dan paula sibuk smsan sambil mencas hape kami masing-masing. Sampai Devi menawarkan laptopnya yang nganggur pada saya. Saya menggunakan laptopnya untuk mencari aplikasi untuk mnegganti baground flashdisk dan beberapa gambar angry bird. Setelah itu kami bergegas menuju ruang kuliah wastek kami. Saya begitu bersemangat pada diskusi wastek karena bekal pertanyaan dari Budiman. Meskipun Budiman itu jengkel dengan orang yang hanya ingin bertanya untuk menguji pemateri ataupun hanya ingin mendapatkan nilai. Itulah saya. Namun sedikit mengecewakan ketika pelajaran wastek karena dialog singkat yang membuat saya sedikit jengkel ditambah lagi saya tidak terpilih untuk bertanya padahal saya memiliki pertanyaan yang lumayan berbobot menurut saya, dari Budiman tentunya.
Sepulang kuliah wastek, saya menemukan Budiman di depan ruangan saya. Kami menuju Baruga dan sedikit berbincang-bincang. Kami sempat sinngah di Parkiran rektorat dan berjalan menuju pintu satu dan menunggu Sinar disana. Setelah bertemu dengan Sinar kami bercerita tentang ini dan itu sambil menuju antara dan menunggu Acong disana. Segera kami menuju kerumah Nuni namun saya pulang ke Rumah terlebih dahulu untuk meminta ijin pada orang tua karena HP saya mati. Sesampai di Rumah saya melihat Inong tidur dengan pulasnya namun keludian terbangun karena kedatangan saya. Saya bresiap-siap sambil mendengar keluhan Inong tentang inaugurasinya. Setelah itu kami bergegas ke Rumah Nuni. Disana tampak Budiman, Nuni, Aya, Acong dan Sinar yang sedang asik bercerita dan menyantap hidangan yang entah apa. Kami pun bergabung dan saling bercerita tentang pengalaman kami di Universitas kami masing-masing. Lalu muncullah Susan dan Puput. Jaka pun menyusul. Semuanya saling menyombongkan Universitas dan jurusan masing-masing namun saya memilih untuk tidak terlalu banyak berkomentar karena saya yakin mereka tidak akan mengerti dengan FKM dan sudut pandang saya tentang berbagai hal yang mereka obrolkan. Pengalaman, saya menghindari perbedaan sudut pandang. Setelah mengobrol kurang lebih tiga jam, teoat pukul Sembilan malam kami pamit pulang dan sesampai di Rumah saya benar-benar kelelahan.
Satu lagi hari galau yang saya lalui.

1 comment: