Friday, November 2, 2012

Review jurnal Tingkat Polusi Udara dari Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor berdasarkan Volume Lalu Lintas



Jurnal yang berjudul Tingkat Polusi Udara dari Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor berdasarkan Volume Lalu Lintas oleh Gustina Fitri tersebut meneliti tentang peningkatan jumlah keandaraan bermotor yang berbading lurus dengan meningkatnya polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor itu sendiri. Adapun polusi udara yang dihasilkan pada persimpangan bersinyal lebih banyak dibandingkan dengan polusi udara yang dihasilkan pada persimpangan tak bersinyal. Untuk itu penulis mencoba meneliti besarnya emisi gas buang kendaraan bermotor pada simpang empat bersinyal kota Lhokseumawe berdasarkan faktor emisi IPCC 1996 dan membandingkan besarnya emisi gas buang pada simpang empat bersinyal kota Lhokseumawe dengan baku mutu udara ambien nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Sebagai dasar terhadap penelitian, penulis melampirkan tinjauan pustaka yaitu berupa penyebab polusi udara menurut Harsanto (1993) yaitu dari segi berdasarkan penyebabnya dan dari segi meteorologi sumber pencemar udara. Selain itu penulis juga melampirkan jenis pencemaran udara menurut Soedomo (2001) yaitu meliputi semua parameter kualitas udara. Penulis juga melampirkan konsumsi energy spesifik untuk tiap jenis kendaraan.
Penulis melakukan penelitian di simpang empat bersinyal kota Lhokseumawe yang mempunyai empat lengan persimpangan. Pada lengan bagian utara merupakan jalan Darussalam, pada lengan bagian selatan merupakan jalan Panglateh, pada lengan bagian barat merupakan jalan Merdeka Barat dan pada lengan bagian timur merupakan jalan Merdeka Timur. Penelitiannya dilakukan dengan pengambilan dua tahap data primer dan data sekunder. Pertama yaitu pengambilan data arus lalu lintas pada persimpangan dengan mengamati langsung tiap-tiap jenis kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar dengan interval waktu tiap 15 menit, 12 jam, dan pada tanggal 31 Mei 2008 serta 2 Juni 2008 oleh sepuluh orang yang melakukan survey. Selanjutnya dilakukan pengambilan data kecepatan sesaat pada jarak tempuh 100m pada dua lengan persimpangan yaitu pada jalan merdeka barat dan jalan merdeka timur serta pengambilan data waktu tempuh dilakukan pada saat jam bebas (random) tetapi masih dalam jangka waktu 12 jam menggunakan stopwatch dan meteran. Sedangkan data sekunder berupa peta jaringan jalan, factor emisi dari IPCC tentang data konsumsi energy spesifik untuk tiap jenis kendaraan bermotor.
Dari data primer dan sekunder yang ada maka diketahuilah kecepatan rata-rata dari masing-masing jenis kendaraan dan dapat pula diketahui nilai NOx dan CO nya dengan mengalikan nilai konsumsi energy spesifik dari tiap kendaraan bermotor dengan factor emisi dari NOx dan CO. Data hasil penelitian dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1. Kecepatan Rata-rata dan factor Emisi NOx dan CO yang Diperoleh
No.
Jenis Kendaraan
Kecepatan rata-rata (liter/jam)
Nilai NOX (gr/jam)
Nilai CO (gr/jam)
1
Mobil penumpang bensin
3,4545
73,75
1598,15
2
Mobil penumpang solar
2,9888
35,45
35,45
3
Sepeda motor
0,9470
6,74
404,29
4
Becak mesin
0,7488
5,33
319,77
5
Mikrolet
3,4545
73,75
1598,15
6
Bus kecil
3,1125
123,04
49,21
7
Bus sedang
2,8479
112,58
45,03
8
Bus besar
3,0807
121,78
108,97
9
Truk kecil
1,9407
58,32
58,32
10
Truk besar
2,886
114,08
102,66

Tabel 2. Nilai Emisi dari NOx dan CO dalam satuan gr/m3
Lengan
Persimpangan
Sabtu (31/05/08)
Senin (02/06/08)
Total CO
(mg/m3)
Total NOx
(mg/m3)
Total CO
(mg/m3)
Total NOx
(mg/m3)
Jl. Merdeka Barat
78,06
123,97
109,29
155,21
Jl. Merdeka Timur
32,61
78,53
52,87
98,59
Jl. Darussalam
30,20
76,12
35,84
81,76
Jl. Panglateh
8,11
54,03
11,35
57,27






Tabel 3. Perbandingan NOx dan CO dengan Baku Mutu Nasional
Lengan
Persimpangan
Sabtu (31/05/08)
Senin (02/06/08)
Baku Mutu Udara
Ambien Nasional
Total CO (mg/m3)
Total NOx (mg/m3)
Total CO (mg/m3)
Total NOx (mg/m3)
Total CO (mg/m3)
Total NOx (mg/m3)
Jl. Merdeka Barat
78,06
123,97
109,29
155,21
30,00
400,00
Jl. Merdeka Timur
32,61
78,53
52,87
98,59
30,00
400,00
Jl. Darussalam
30,2
76,12
35,84
81,76
30,00
400,00
Jl. Panglateh
8,11
54,03
11,35
57,27
30,00
400,00

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa polusi udara yang paling besar terjadi adalah pada Jalan Merdeka Barat pada hari Senin pada waktu sore hari NOx sebesar 56081,55 gr/jam dan CO sebesar 1656776,93 gr/jam. Sedangkan yang paling rendah terjadi pada hari Sabtu Jalan Panglateh pada waktu siang hari NOx sebesar 3707,83 gr/jam dan CO sebesar 136650,99 gr/jam. Adapun nilai emisi NOx dan CO pada simpang empat bersinyal kota Lhokseumawe maka dapat dilihat bahwa polutan NOx pada hari sabtu dan senin belum melampaui baku mutu udara ambient nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah, tetapi untuk polutan CO hanya pada Jalan Panglateh saja yang belum melewati baku mutu tersebut sementara pada jalan yang lain sudah melewati baku mutu udara ambien nasional yaitu pada hari Sabtu sebesar 8,11 mg/m3 dan pada hari Senin 11,35 mg/m3.
Penulis berharap agar surveyor melakukan pendataan volume lalu lintas dilakukan selama 24 jam sehari selama 7 hari untuk mendapatkan lalu lintas Harian Rata- rata (LHR) yang lebih Akurat. Selain itu  perlu juga penelitian tersendiri terhadap seluruh faktor- faktor yang berpengaruh dari faktor tersebut untuk menemukan data sekunder faktor emisi dan konsumsi energi spesifik dapat dilakukan sehingga sesuai dengan karakteristik kota Lhokseumawe. 

No comments:

Post a Comment