Jumat, 16 Sept 2016 (23:36)
Saat menulis ini saya sedang rebahan ditempat tidur. Ditengah kegelapan, ditemani alunan lagu jaman dulu yang sama sekali tidak berguna. Mata dan pipi saya sedikit sembab. Beberapa menit yang lalu, sekali lagi saya sudah semakin merenggangkan hubungan dengan satu-satunya saudara saya. Beberapa jam yang lalu, saya juga sempat meninggikan suara pada pelindungku. Seolah mengerti, beliau hanya terdiam.
Atau mungkin kecewa yang mendiamkannya. Tadi pagi bahkan secara tidak sengaja saya berkata kasar, dan terdengar oleh pembuka pintu surgaku. Sekilas saya melihat matanya berkaca-kaca dan dengan sombongnya saya hanya bersikap seolah tidak terjadi apapun.
Sejak kapan saya menjadi sekasar ini ? Tampaknya diluar kesadaran, saya yang tidak hanya keras kepala, kini tumbuh dan mendewasa menjadi wanita yang keras. Sangat keras. Tanpa saya sadari, satu per satu orang disekitar saya paksa untuk pergi.
Mungkin dimulai dari tahun pertama kuliah. Salah satu teman terbaik sekolah menengahku menghilang karena sifatku ini. Beruntung sekarang semuanya sudah membaik, meski tidak sebaik dulu. Ditahun selanjutnya, tanpa alasan yang jelas saya kembali memaksa orang lain untuk pergi. Bagaimana pun saya memikirkan, sulit untuk bisa menjalin hubungan baik lagi dengan orang ini. Banyak kesalahan yang tidak ingin kuingat. Ditahun berikutnya pun lagi-lagi teman terbaikku menghilang tanpa kabar, mungkin karena salah paham dan kurang komunikasi. Saya juga merasa sedikit benci atau mungkin iri yah dengan hidupnya yang begitu mudah kelihatannya. Tentu kami baik-baik saja sekarang, tapi lagi-lagi tidak sedekat jaman sekolah dulu. Selanjutnya teman jaman kulihanku. Berbeda dengan yang lainnya, orang ini masih berhubungan baik denganku. Hanya saja diam-diam saya membenci sifat egoisnya yang terus saja muncul. Masih teman kuliahanku, yang saya rasa menjadikan hubungan kami semacam simbiosis mutualisme. Orang selanjutnya juga teman kuliahanku. Orang ini selalu merasa dirinya tinggi. Awalnya kami sangat cocok, tapi perlahan saya pun menjauh karena dia memiliki sifat yang kurang lebih sama kerasnya dengan saya.
Adikku. Dia pasti merasa kalau saya selalu mengusik dan terus membenci semua tentangnya. Mungkin juga saya menjadi salah satu orang yang paling dia benci di dunia. Itu hanya karena dia belum mengerti maksud saya. Meski cara saya salah, setidaknya saya mencoba mendidiknya menjadi seseorang yang disiplin.
Bapak. Saya tidak pernah membayangkan kalau semua begitu berat untuknya. Setelah tau kenyataannya pun, saya masih saja belum bisa bersikap sedikit lebih baik. Saya terus saja kehilangan kesabaran untuk sesuatu yang seharusnya saya mengerti. Saya begitu sulit mengendalikan diri.
Mama. Selama kurang lebih empat tahun saya membenci sana sini, beliau menderita sakit sendirian. Sedikitpun saya tidak pernah memberi perhatian padanya. Semua kekhawatiran tentangnya tersimpan rapat dikepala dan hatiku, begitu gengsi untuk kutunjukkan. Ingin sekali rasanya, tapi tak bisa. Saya tidak tau harus bagaimana dan mulai darimana.
Sudah terlalu banyak benci yang saya simpan. Terlalu banyak dosa yang saya perbuat. Mungkin ini salah satu sebabnya, jalanku tidak selancar orang lain, tidak semudah kehidupan orag lain. Tuhan, sampaikan maafku untuk mereka. Ampuni aku.
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajoqq^^com...
segera di add Whatshapp : +855969190856