Jam segini masih belum tidur. Kali ini saya tidak sendiri, keluarga besar juga. Bahkan beberapa tidak sekedar terjaga, melainkan memikirkan jalan keluar terbaik untuk besok. Ini bukan pertama kali dalam sejarah keluarga. Dulu, dulu sekali bahkan ada dua anggota keluarga yang bunuh diri menghadapi masalah semacam ini. Hidup itu seperti pesawat, meski keseringan melambung di awan tapi sesekali perlu membumi juga. Yah siapa sih yang tau nasib seseorang. Selalu saja ada yang bikin shock.
Tidak seperti biasanya. Sejak siang hari ini memang sudah gerimis. Saya bahkan tidak memiliki kesempatan lari sore seperti biasanya. Selain karena hujan, yah saya harus segera mengikuti acara keluarga dekat. Setelah shalat magrib saya segera bersiap. Pada awalnya saya senang mengenakan dress yang baru saya beli awal tahun ini. Entah efek puasa, olahraga rutin atau apalah, dress yang dulunya membuat saya terlihat seperti burasa terikat itu, kini jadi kelihatan wow sekali ditubuh saya. Intinya, malam ini saya merasa sangat percaya diri. Kecuali tentang cuaca yang hari ini tidak bersahabat. Kurang lebih jam 07.00 saya sudah siap. Saya hanya perlu menunggu jemputan yang 'katanya' paling lambat jam 07.30. Setelah menunggu satu setengah jam, ditengah hujan gerimis kami bersegera menuju salah satu rumah keluarga besar yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahku. Saya berfikir sudah terlambat, mungkin acaranya sudah selesai begitu kami tiba. Benar saja, sesampainya kami disana, ada yang aneh.
Tapi pada dasarnya saya masih positif thinking. Meski kelihatannya sama sekali gak ada yang wajar disana. Sampai saat kami makan malam. Oh iya, memalukannya saya makannya cukup lahap karena dari pagi memang belum ketemuan sama makanan berat. Setelah makan, salah satu sanak saudara mendekat dan menyampaikan suatu berita sekaligus masalah besar. Setelah mengerti apa yang terjadi, saya bergumam dalam hati wah tampaknya langit hari ini memang menjadi simbol keruhnya suasana malam ini. Saya jadi merasa bersalah sudah senyum-senyum sedari sampai, padahal saya gak salah sih. Dari sekian banyak orang, kenapa mesti dikeluarga kamk ? Setelah mengerti, saya tidak tau harus bersikap apa selain diam dan berharap yang terbaik.
Sepulang acara keluarga tersebut, beberapa keluarga besar yang menginap dirumah, berbekal informasi yang saya punya mengadakan sesi 'menyayangkan' bersama diruang tamu. Berharap besok semuanya baik-baik saja. Bapak saja yang biasanya tidur jam 08.00 malam, ikut hanyut dalam masalah ini sampai dini hari. Keluarga besar amat sangat menyayangkan kejadian ini. Mama sampai mewanti-wanti saya untuk hati-hati kedepannya. Jangan sampai kejadian semacam ini terjadi pada saya. But the problem is jeng jeng jeng, saya tadi sempat makan dilokasi (dengan lahap lagi). Kalau kamu orang bugis, pasti kamu tau kalau anak gadis gak boleh makan sesuatu yang diniatkn untuk sesuatu tapi gak jadi. Konon akibatnya dimasa depan akan mengalami sesuatu yang 'tidak jadi' juga. Saya termasuk anak jaman sekarang, sebenarnya sih gak percaya dengan pamali macam itu. Tapi namanya manusia yah, apalagi cewek, apalagi diumur segini yah, rasa takut pasti ada. Apalagi contoh nyatanya sudah ada didepan mata. Memposisikan diri seperti itu saja saya gak berani. Apalagi mengalami, nauzubillahi min zalik. Kalau pamali itu cuman mitos sih alhamdulillah banget yah. Bagaimanapun, semoga besok ada kabar baik dan semuanya berjalan sesuai rencana. Aamiin.
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajoqq^^com...
segera di add Whatshapp : +855969190856