Thursday, May 30, 2019

Practice Self Care

Selamat malam berandaku, benar-benar malam wkwkwk. Jam segini saya merasa sedang ingin-inginnya jalan, kemana pun asal bisa jalan-jalan melepas penat. Makan sendiri diluar. Mungkin makan sesuatu yang manis boleh juga sih, tapi masih kenyang lagipula empat jam dari sekarang akan makan lagi wkwkwkwk. Yes semuanya diurungkan. Bukan karena gak ada teman, gak ada uang. Tapi sayang aja, ramadhan hanya tersisa beberapa hari lagi. Bukankah lebih baik menikmatinya di rumah ? Tahun depan belum tentu bisa menikmati ramadhan seperti tahun ini.


Tapi kalau boleh berandai-andai, banyak hal yang begitu ingin dilakukan. Sekedar mengisi waktu, menghibur diri dan memberikan reward untuk semua waktu yang sudah saya habiskan. Jalan-jalan ke mall enak kali yah, tapi tetap punya tujuan. Nonton mungkin, tapi apalah daya sedang tidak ada film horror (favoritku) yang tayang. Oh ya, dengar-dengar di mall dekat tempat ku bekerja kini sudah ada cinemax. Harus kucoba suatu saat. Hal serupa yang bisa kulakukan hanya nonton serial drama korea menye-menye. Ini cukup membantu, melihat adegan so sweet kelucu-lucuan cukup untuk menghibur. Kadang sedikit menghayal bahkan tidak jarang sedikit flashback wkwkwk. Selain menonton film, enak kali yah berbelanja kebutuhan bulanan. Kebetulan saya belum belanja bulanan, apa daya belum gajian nih. Padahal seharusnya tanggal 29 kemarin sudah masuk. Entah kenapa saya cukup suka berbelanja kebutuhan di rumah, suka sekali sih wkwkwk. Ngomong-ngomong soal gaji, kalo udah cair niatnya  buat beli kacamata. Soalnya kacamata buat di rumah sudah patah (lagi, lagi, lagi dan lagi). Plus kacamata yang tersisa saya rasa sudah cukup udik, cukup membuat wajah keliatan sepuluh kali lebih tuir. Satu lagi, entah udah berapa lama saya sepertinya ngidam makan seafood di rumah makan. Sayangnya gak bisa dilakukan sendiri, harus rame-rame. Kalau sendiri kebanyakan dan yang paling penting kemahalan. Namun makanan yang paling ampuh untuk suasana hati yang tidak karuan adalah coklat atau cemilan rasa coklat. Paling jago merubah mood. Beberapa hari yang lalu, saya merencanakan sesuatu. Karena orang lain semena-mena jadinya teruambat, saya jadi bete dong. Jadi saya bergegas menuju cafe membeli beberapa (banyak) cemilan coklat dan menghabiskannya dalam satu saat. Lumayan tiga beng-beng dan satu coklat roll. Benar-benar moodbooster paling ampuh. Yah meskipun akhirnya di-jengkel-kan lagi sama rekan kerja yang lainnya wkwkwk.

Selain nonton, belanja dan makan saya juga ingin melakukan banyak hal untuk diri sendiri. Sudah sebulan atau mungkin dua bulanan tidak menggunakan skincare. Tidak heran wajah terlihat kusam dan katanya bermata panda banget. Yah mau bagaimana lagi. Hal sulit lain yang harus kulakukan adalah diet. Semakin hari, bukannya menurun malahan nafsu makan semakin meningkat diikuti dengan laju perkembangan badan huft. Yasudahlah, setidaknya harus ada seseorang di dunia ini yang harus menghargai seorang Ramdani apa adanya, yah saya sendiri wkwkwk.

Jam segini saya berfikir untuk melakukan keinginan itu satu per satu setelah lebaran. Bukankah baik untuk memberi jeda untuk diri sendiri. Setelahnya harus kembali fokus bekerja, menghasilkan uang memenuhi kebutuhan dan membahagiakan (kalau bisa membanggakan) orang tua. Kalau bukan saya, siapa lagi. Semoga selalu diberi kesehatan, kemudahan dan rejeki yang melimpah. Pun dengan kedua orang tuaku, semoga selalu diberi kesehatan, kebahagiaan dan umur yang sangat panjang untuk menemaniku sampai tua nanti. Aamiin

Belakangan ini saya berpikir, benarkah untuk suatu kebahagiaan harus dibayar dengan suatu kesedihan ? Banyak kisah disekitarku yang membuatku iri tapi sekaligus berharap tidak merasakan hal yang sama. Misalkan, di kantor saya memiliki teman yang memulai semuanya dari awal sama seperti kami tapi statusnya sudah lebih tinggi dari yang lain. Keren kan. Tapi sisi sedihnya, sepertinya dia terperangkap didunia kerjanya, tidak atau lebih tepatnya kurang menikmati waktu bersama teman-teman. Kisah lain, saya juga memiliki teman mungkin karirnya biasa saja, tapi penghasilan bulanannya luar biasa, lumayanlah buat foya-foya. Tapi diusianya yang sudah sangat dewasa belum bisa berumah tangga. Lain lagi dengan kisah temanku yang lain, baru saja dia menikah setelah berpacaran bertahun-tahun. Namun kurang lebih sebulan setelah menikah, Ayahnya berpulang. Ada juga kisah seorang teman yang sudah berumah tangga cukup lama, sejak masih muda, namun belum dikaruniai kehadiran seorang anak. Ada juga teman yang sedang merencanakan pernikahannya namun masih belum jelas nasibnya nanti apakah akan LDR atau resign demi serumah dengan suami. Ada juga yang hidupnya bahagia, jabatan oke, anak punya, pekerjaan lancar tapi kehilangan sosok suami. Saya juga memiliki teman yang kisahnya berbanding terbalik, serumah sama suami, punya anak namun belum memiliki rejeki untuk bekerja seperti teman-teman yang lain. Dan masih banyak hal lain. Dari hal seperti itulah saya mengira bahwa kebahagian seseorang itu tidak akan utuh.

Maka beruntunglah saya yang saat ini hanya merasakan gelisah, yang mungkin bisa dihilangkan cukup dengan me time. Bagaimana pun, Alhamdulillah Allah masih memberikan waktu untuk berbahagia dengan keluargaku. Insyallah itu cukup kok. Semoga masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk bertemu lengkap di Ramadhan tahun depan aamiin

No comments:

Post a Comment