Tuesday, December 6, 2011

Penyakit Menular Varicella

Varicella atau lebih dikenal dengan cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi virus varicella-zoster. Virus varicella zoster ini bisa tertidur dalam tubuh manusia dan terkadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zozter. Penyakit ini sangat mudah menular terutama pada anak-anak yaitu denagn angka kejadian tertinggi pada anak usia 2-6 tahun. Penyakit ini sangat mudah diidentifikasi kerena ciri khasnya yaitu lenting yang berisi cairan yang dalam dunia medis disebut veskula atau vesikel yang menyebar disekujur tubuh bahakan di rongga mulut, hidung ataupun mata. Bahkan seorang warga di Nashville, Amerika Serikat yaitu Wendy Werkit menciptakan permen yang mengandung virus varicella. Permen tersebut dimaksudkan untuk membantu para orang tua yang menginginkan anaknya segera mengalamai cacar diusia dini karena jika mengalaminya di usia dewasa resikonya lebih berbahaya karena membutuhkan penyembuhan yang lama dan berpotensi meninggalkan bekas permanen dikulit. Ibu hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit ini apabila di masa mudanya belum pernah mengalaminya. Bagi ibu hamil dengan usia kehamilan 1 hingga 3 bulan, memang bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bayi terkena sindrom congenital varicella (infeksi pada janin kuartal pertama kehamilan) yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun memang prevalensi ibu hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini masih rendah (sekitar 2 dari 100 kasus).

Penularan virus varicella zoster tersebut melalui saluran pernafasan ataupun mulut yang kemudian memperbanyak diri (dalam dunia medis disebut multiplikasi) dan menyebar (viremia primer) kejaringan tubuh melalui darah serta aliran getah bening. lalu memperbanyak diri lagi untuk menyebar (viremia sekunder) ke seluruh tubuh terutama pada kulit. Waktu penyakitnya yaitu antara 2 sampai 3 minggu. Selain melalui saluran pernafasan dan rongga mulut, Virus varicella zoster ini juga dapat menyebar melalui percikan ludah ataupun melalui benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit penderita. Adapun gejala penderita varicella ini adalah merasa sedikit demam, pilek, cepat lelah, lesu dan lemah.Gejala tersebut adalah tanda-tanda telah terinfeksi virus varicella zoster. Selanjutnya penderita akan merasakan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Dan beberapa hari kemudian timbul kemerahan pada kulit yang berukuran sangat kecil dan biasanya pertama kali muncul di sekitar dada, perut ataupun punggung lalu diikuti di anggota gerak dan wajah. Kemerahan pada kulit tersebut lambat laun berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding yang sanagt tipis. Lenting yang terdapat pada kulit ini biasanya agak nyeri dan gatal sehingga biasanya dapat tergaruk tanpa sengaja. Jika lenting ini dibiarkan mengering dan membentuk keropeng atau krusta yang nantinya akan terlepas dan maninggalkan bercak putih di kulit yang lebih gelap. Bercak ini lama kelamaan akan pudar dan menghilang. Namun lain halnya jika lenting tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengering. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas lenting yang pecah dan setelah kering akan meninggalkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita usia dewasa, karena bekas cacar seperti ini akan sulit menghilang bahkan dapat bersifat permanen.

Penyakit cacar air ini dapat sembuh dengan sendirinya akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang ketika terjadi penurunan daya tahan tubuh individu tersebut. Penyakit ini dapat diobati dengan Asiklofir berupa tablet 800mg tiap empat jam sekali pada orang dewasa yaitu 12 tahun keatas selama 7 sampai 10 hari. Selain dalam bentuk tablet, dapat pula diobati dengan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis dipermukaan kulit yang terinfeksi sebanyak enam kali sehari dalam jangka waktu lima hari. Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri sebaiknya menjaga kebersihan tangan, menjaga pakaian agarbtetap kering dan bersih serta memotong kuku untuk menghindari pecahnya vesikel yang ada. Setelah masa penyembuhan penyakit varicella ini dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan meningkatkan konsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah meminum obat dan dengan mengkonsumsi suplemen vitamin C ataupun buad-buahan segar seperti jambu biji, tomat dan anggur. Konsumsi vitamin E juga diperlukan untuk kelembapan kulit dapat berupa suplemen ataupun dari lidah buaya dan rumput laut. Perlu juga digunakan lotion pelembab ekstrak saat luka sudah benar-benar sembuh untuk menghindari iritasi lebih lanjut. Selain itu dapat dilakukan terapi suportif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi penyakit lain akibat dari bekas luka lenting atau vesikel yang ada.

Sejarah cacar air diperkirakan berawal sejak 10.000 tahun yang lalu sebelum masehi disebuah lokasi pemukiman di benua Afrika dan berakhir pada tahun 1980, ketika WHO mendeklarasikan bahwa cacar berhasil dieradikasi selama hampir dua belas ribu tahun. Cacar tampil secara garang dan menyebar luas di dunia dan menyebabakan jutaan manusia meninggal dunia tanpa upaya pencegahan dan pengendalian yang berarti. Selama berabad-abad penyakit yang disebabkan karena infeksi virus ini merajalela dan tanpa belas kasihan membunuh pengidapnya. Penyakit cacar air ternyata lebih menakutkan dibandingkan cholera ataupun yellow fever karena dampaknya yang terus-menerus dan universal. Penyakit ini dibawa oleh India dan Persia oleh para pedagang Mesir dalam periode milenium terkhir yaitu sebelum kelahiran Nabi Isa. Bekas cacar air ditemukan diwajah mumi dinasti Mesir ke-18 dan ke-20. Namun yang paling terkenal adalah mumi Ramses V yang meninggal dalam usia muda pada tahun 1137 sebelum masehi di Eropa. Pada abad ke-18 dilaporkan 400.000 penduduk meninggal dunia akibat cacar air dan sekitar 33% dari penderita yang sembuh namun mengalami kebutaan.

Cacar air adalah penyakit yang mendunia. Di Filifina, sekitar 67,4% dari 100.000 penduduk tercatat menderita penyakit cacar air dan pada tahun 1990 di Singapura 96% penduduk berusia 45 tahun kebawah menderita cacar air. Sedangkan di Saudi Arabia secara keseluruhan tingkat penyebaran penyakit cacar air mencapai 79% dan di Amerika Serikat sekitar 7,2% dari 100.000 kasus cacar air menyerang bayi kurang daru usia satu tahun dan sekitar 30,9% dari 100.000 kasus cacar air pada orang dewasa usia 20 tahun keatas. Sedangkan di Indonesia tidak banyak data yang mencatat kasus varicella atau cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemi cacar air pada daerah tertentu saja. data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menyebutkan sedikitnya 691 warga terkena penyakit cacar selama periode Januari hingga November 2007. Namun data tersebut biasanya lebih kecil dari jumlah kasus sebenarnya karena banyaknya kasus yang tidak tercatat.

Karena sifat cacar air yang sangat mudah menular, maka perlu dilakukan usaha untuk mencegah kontak dengan penderita. Vaksin Varicella hidup yang dilemahkan sudah berhasil dikembangkan dan dicobakan pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena menderita penekanan sistem imun ataupun yang telah kontak dengan penderita cacar air. Vaksin terutama bermanfaat dalam mencegah penyebaran cacar air pada anak- anak dengan resiko tinggi untuk tertular. Vaksin yang digunakan harus dapat memberikan kekebalan yang sesuai dengan kekebalan alamiah tubuh. Untuk mencegah cacar air bisa diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan. Vaksin tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Vaksin ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh .

No comments:

Post a Comment