BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Di Indonesia maupun diberbagai belahan dunia. Penyakit tuberculosis merupakan penyakit menular yang kejadiannya paling tinggi dijumpai di India sebanyak 1.5 juta orang, urutan kedua dijumpai di Cina yang mencapai 2 juta orang dan Indonesia menduduki urutan ketiga dengan penderita 583.000 orang.
Tuberculosis merupakan penyakit sistemik yang dapat mengenai hamper semua organ tubuh yaitu organ pernafasan ataupun diluar organ pernafasan. Kuman tuberculosis dapat hidup lama tanpa aktivitas dalam tubuh (dormant) sampai pada saatnya dapat aktif kembali. Beberapa Negara maju melaporkan penurunan angka kejadian tuberculosis disertai peningkatan presentase kejadian tuberculosis. Pelaporan tersebut mudah diperoleh karena metode diagnosis yang lebih maju terhadap Mycobacterium Tuberculosis. Untuk itu, kami berupaya mengidentifikasi agen penyakit Tuberculosis yaitu Mycobakterium Tuberculosis pada sputum penderita Tuberkulosis.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi agent penyakit Tuberkulosis yaitu Mycobakterium Tuberculosis pada sputum dahak penderita Tuberkulosis.
C. Manfaat
- Laporan hasil eksperimen ini dapat menjadi pemenuhan tugas mata kuliah Agen Penyakit.
- Laporan hasil eksperimen ini dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang Mycobakterium Tuberculosis sebagai agen Tuberkulosis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tuberkulosis
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangatlama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal didaerah urban., lingkungan yang padat, dibuktikan dengan penemuan yang berasaldari mumi dan ukiran dinding pyramid di Mesir kuno.
Tuberkulosis meupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi Mycobacterium Tuberkulosis. Penyakit ini diketahui mengenai hampir semua organ tubuh. Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberkulosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian.
Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %). Cara penularan melalui ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (TB Paru).
B. Epidemiologi Tuberkulosis
Berdasarkan Global Tuberculosis Control Tahun 2009 (data tahun 2007) angka prevalensi semua tipe kasus TB, insidensi semua tipa kasus TB dan Kasus baru TB Paru BTA Positif dan kematian kasus TB dapat dilihat di tabel berikut.
Kasus TB
|
Per tahun
|
Per 100.000 Per hari
|
Per hari
|
Insidensi
semua Tipe
TB
|
528.063
|
228
|
1.447
|
Prevalensi
Semua Tipe
TB
|
565.614
|
244
|
1.550
|
Incidensi
Kasus Baru
TB Paru
BTA Pos
|
236.029
|
102
|
647
|
Kematian
|
91.369
|
39
|
250
|
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2007 prevalensi semua tipe TB sebesar 244 per 100.000 penduduk atau sekitar 565.614 kasus semua tipe TB, insidensi semua tipe TB sebesar 228 per 100.000 penduduk atau sekitar 528.063 kasus semua tipe TB, Insidensi kasus baru TB BTA Positif sebesar 102 per 100.000 penduduk atau sekitar 236.029 kasus baru TB Paru BTA Positif sedangkan kematian TB 39 per 100.000 penduduk atau 250 orang per hari.
Penemuan kasus diperiksa dahaknya pada tahun 2007 yaitu di antara 100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini digunakan untuk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan. Kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan). peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 terjadi peningkatan secara signifikan, meskipun pada tahun 2007 dan 2009 terjadi penurunan. Pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 82 per 100.000 penduduk dibandingkan dari tahun 2006 dan tahun 2009 terjadi penurunan sebesar sebesar 7 per 100.000 penduduk dibandingkan tahun 2008. Untuk tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi penurunan sebesar 7 per 100.000 penduduk.
C. Mycobacterium Tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis. Miko bakteria adalah bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alkohol, oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam atau basil tahan asam.
Mycobacterium Tuberkulosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin, atu dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Ini dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini kuman tuberkulosis suatu saat dimana keadaan memungkinkan untuk dia berkembang, kuman ini dapat bangkit kembali.
Pada penderita tuberkulosis paru apabila sudah terpapar dengan agent penyebabnya penyakit dapat memperlihatkan tanda-tanda seperti dibawah ini:
1.Batuk-batuk berdahak lebih dari dua minggu.
2.Batuk-batuk mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah.
3.Dada terasa sakit atau nyeri.
4.Terasa sesak pada waktu bernafas.
Adapun masa tunas(masa inkubasi) penyakit tuberkulosis paru adalah mulai dari terinfeksi sampai pada lesi primer muncul, sedangkan waktunya berkisar antara 4 - 12 minggu untuk tuberkulosis paru. Pada pulmonair progressif dan extrapulmonair, tuberkulosis biasanya memakan waktu yang lebih lama, sampai beberapa tahun.
Perioda potensi penularan, selama basil tuberkel ada pada sputum (dahak). Beberapa kasus tanpa pengobatan atau dengan pengobatan tidak adekwat mungkin akan kumat-kumatan dengan sputum positif selama beberapa tahun. Tingkat atau derajat penularan tergantung kepada banyaknya basil tuberkulosis dalam sputum, virulensi atas basil dan peluang adanya pencemaran udara dari batuk, bersin dan berbicara keras secara umum.
Kepekaan untuk terinfeksi penyakit ini adalah semua penduduk, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tua muda, bayi dan balita. Kepekaan tertinggi pada anak kurang dari tiga tahun terendah pada anak akhir usia 12-13 tahun, dan dapat meningkat lagi pada umur remaja dan awal tua.
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2-0,4 x 1-4 um. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam. Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan setelah 6-8 minggu. Suhu optimum 37°C, tidak tumbuh pada suhu 25°C atau lebih dari 40°C. Medium padat yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein-Jensen. PH optimum 6,4-7,0. Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20°C selama 2 tahun. Myko bakteri tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 minit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diperhatikan waktu pengambilan, tempat penampungan, waktu penyimpanan dan cara pengiriman bahan pemeriksaan. Pada pemeriksaan laboratorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan yaitu:
- Sputum (dahak), harus benar-benar dahak, bukan ingus juga bukan ludah. Paling baik adalah sputum pagi hari pertama kali keluar. Kalau sukar dapat sputum yang dikumpulkan selama 24 jam (tidak lebih 10 ml). Tidak dianjurkan sputum yang dikeluarkan ditempat pemeriksaan.
- Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin pancaran tengah. Sebaiknya urin kateter.
- Air kuras lambung, Umumnya anak-anak atau penderita yang tidak dapat mengeluarkan dahak. Tujuan dari kuras lambung untuk mendapatkan dahak yang tertelan. Dilakukan pagi hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan.
- Bahan-bahan lain, misalnya nanah, cairan cerebrospinal, cairan pleura, dan usapan tenggorokan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari/Tanggal : Senin/04 Juni 2012
Pukul : 09.00 – 13.30 WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu Lantai 3 FKM UNHAS
B. Sampel
Sputum (dahak), dalam penelitian ini sputum diganti dengan kanji (amilum).
C. Reagen
1. Carbol fuchsin 0,3% (pemberi warna merah pada BTA)
2. HCl alkohol 3% (peluntur zat)
3. Methylein blue 0,3% (pemberi latar biru pada sediaan)
4. Oil emercy (mengumpulkan cahaya)
D. Alat
1. Mikroskop binokuler
2. Kaca objek
3. Tissue
4. Rak pengecatan
5. Pasir lisol
6. Ose
7. Pipet tetes
8. Lampu spiritus/bunsen
9. Penjepit tabung
10. Label
11. Spidol
E. Cara Kerja
Pembuatan Preparat Mycobacterium Tuberculosis
- Membebaskan kaca objek dari lemak dengan memfiksasi menggunakan bunsen.
- Mengambil satu mata ose amilum dan meratakannya pada kaca objek dengan ukuran 2x3 cm.
- Mengeringkan sediaan amilum.
- Memfiksasi kembali sediaan amilum.
Pewarnaan Preparat
1. Meletakkan sediaan amilum yang telah difiksasi pada rak dengan apusan amilum yang menghadap ke atas.
2. Meneteskan carbol fuchsin 3% pada sediaan sampai menutupi semua bagian preparat.
3. Memanaskan sediaan dengan bunsen sampai menguap. Lalu mendiamkannya selama 5 menit.
4. Membilas sediaan dengan air mengalir.
5. Meneteskan HCl alkohol 3%. Lalu mendiamkannya selama 1 menit sampai warna merah carbol fuchsin hilang.
6. Membilas sediaan dengan air mengalir.
7. Meneteskan sediaan dengan larutan methylen blue 0,3% diseluruh permukaan sediaan dan mendiamkan selama 3 menit.
8. Membilas sediaan dengan air mengalir.
9. Mengeringkan di udara terbuka (jangan di bawah sinar matahari langsung).
Pengamatan Mikroskop
1. Meteskan satu tetes minyak emersi di atas sediaan amilum untuk mengumpulkan cahaya.
2. Mengamati sediaan yang sudah diwarnai dan sudah kering di bawah mikroskop binokuler.
3. Mengamati dengan menggunakan mikroskop pembesaran 1000 kali (lensa okuler 10x dan objektif 100x).
4. mencarilah basil tahan asam (BTA) yang berbentuk batang dan berwarna merah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHAASAN
A. Hasil Pengamatan
Pengamatan identifikasi Mycobacterium tuberculosa di bawah mikroskop didasarkan dengan skala IUATLD. Skala IUATLD tersebut adalah sebagai beikut:
1. Tidak di temukan BTA per 100 lapangan pandang, maka negatif (-)
2. Ditemukan 1-9 BTA per 100 lapangan pandang, maka ditulis jumlah kumannya
3. Ditemukan 1-99 BTA per 1 lapangan pandang, maka positif +
4. Ditemukan 1-10 BTA BTA per 1 lapangan pandang, maka ++
5. Ditemukan >10 BTA per 1 lapangan pandang, positif +++
Berdasarkan pengamatan sputum (dahak) di bawah mikroskop pembesaran 1000x, hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut:
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, sputum yang diamati ditemukan adanya BTA. Adanya BTA ini menunjukkan bahwa sampel yang diteliti positif terinfeksi Mycobacterium tuberculosa. Pada gambar, Mycobacterium tuberculosa berbentuk batang (basil) berwarna merah.
Mycobacterium tuberculosis ini berwarna merah jambu akibat pewarnaan sebelumnya dengan carbol fuchsin. Pewarnaan ini mempermudah kita membedakan basil dengan bukan basil.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sputum yang diamati ditemukan adanya BTA yang menunjukkan bahwa sampel yang diteliti positif terinfeksi Mycobacterium tuberculosa. Pada gambar, Mycobacterium tuberculosa berbentuk batang (basil) berwarna merah.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa: Sebelum praktikum dimulai sebaiknya memelajari materi yang akan dipraktikum sehingga lebih mudah dalam mengikuti proses praktikum.
2. Untuk laboratorium: Praktikan berharap agar luas laboratorium biokimia diperluas atau ditambah karena mengingat jumlah praktikan yang banyak dan praktikan ruang geraknya terbatas.
3. Untuk masyarakat: diharapkan menghindari kontak langsung dengan penderita TB, menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal, memperhatikan asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi, dan memeriksakan diri secepatnya jika mulai mengalami batuk berdahak yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ara, 2012. Tuberkulosis. http://ruang-tanpabatasekat.blogspot.com/2012/04/agen-penyakit-laporan-praktikum-tb.html (05 Juni 2012)
NN, 2009. Situasi Epidemilogi TB di Indonesia. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CGAQFjAF&url=http%3A%2F%2Ftbindonesia.or.id%2Fpdf%2FData_tb_1_2010.pdf&ei=d_XNT4fiBIrUrQe_obiIDA&usg=AFQjCNECDMjXgcohJJRNjXBIHMlFjCnCug&sig2=OlpoWdux1FRTVCClraa88Q (05 Juni 2012)
Hiswani, 2010. Tuberkulosis Mmerupakan Penyakit Iinfeksi yang Masih Menjadi Masalah kesehatan Masyarakat. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CFEQFjAA&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F3718%2F1%2Ffkm-hiswani6.pdf&ei=2OfNT7DDNYLyrQe56ISdDA&usg=AFQjCNEzDrBj9od5WQF7RSnsVi9BgoXx9A&sig2=XR258hWo6A6d3hzKJbCzwA (05 Juni 2012)
NN, 2010. Mycobacterium Tuberkulosis. http://www.scribd.com/doc/13217672/Karakteristik-Dan-Identifikasi-M-Tb (05 Juni 2012)
NN, 2010. Tuberkulosis. http://medicastore.com/penyakit/69/Tuberkulosis_TBC.html (05 Juni 2012)
No comments:
Post a Comment