BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia.
Malaria maupun penyakit yang menyerupai malaria telah diketahui ada selama lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Malaria dikenal secara luas di daerah Yunani pada abad ke-4 SM dan dipercaya sebagai penyebab utama berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun 1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran tahun 1880. Untuk mewarnai parasit, pada tahun 1883 Marchiafava menggunakan metilen biru sehingga morfologi parasit ini lebih mudah dipelajari. Siklus hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binagmi pada tahun 1898 dan kemudian pada tahun 1900 oleh Patrick Manson dapat dibuktikan bahwa nyamuk adalah vektor penular malaria.
Penyakit malaria tersebut hingga kini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia yang utama. Untuk itu, kami berupaya mengidentifikasi agen penyakit Malaria yaitu Plasmodium pada dara kapiler penderita malaria.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi agent penyakit Malaria yaitu Plsmodium pada darah kapiler segar penderita malaria.
C. Manfaat
1. Laporan hasil eksperimen ini dapat menjadi pemenuhan tugas mata kuliah Agen Penyakit
2. Laporan hasil eksperimen ini dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang plasmodium sebagai agent malaria.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (plasmodium ) yang ditularkan oleh nyamuk malaria ( Anopheles ). Secara epidemiologi penyakit malaria dapat menyerang orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi sampai orang dewasa.
Malaria maupun penyakit yang menyerupai malaria telah diketahui ada selama lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Malaria dikenal secara luas di daerah Yunani pada abad ke-4 SM dan dipercaya sebagai penyebab utama berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun 1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran tahun 1880. Untuk mewarnai parasit, pada tahun 1883 Marchiafava menggunakan metilen biru sehingga morfologi parasit ini lebih mudah dipelajari. Siklus hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binagmi pada tahun 1898 dan kemudian pada tahun 1900 oleh Patrick Manson dapat dibuktikan bahwa nyamuk adalah vektor penular malaria.
Penyakit malaria hingga kini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia yang utama. Malaria menyebar di berbagai negara, terutama di kawasan Asia, Afrika,dan Amerika Latin. Di berbagai negara, malaria bukan hanya permasalahan kesehatan semata. Malaria telah menjadi masalah sosial-ekonomi, seperti kerugian ekonomi, kemiskinan dan keterbelakangan.
B. Epidemiologi Malaria
Penyakit malaria masih ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan API, dilakukan stratifikasi wilayah dimana Indonesia bagian Timur masuk dalam stratifikasi malaria tinggi, stratifikasi sedang di beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera sedangkan di Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi rendah, meskipun masih terdapat desa/fokus malaria tinggi.
Menurut karakteristik umur, point prevalence paling tinggi adalah pada umur 5-9 tahun (0,9%), kemudian pada kelompok umur 1-4 tahun (0,8%) dan paling rendah pada umur <1 tahun (0,3%). Sedangkan menurut period prevalence, prevalens paling tinggi adalah pada kelompok umur >15 tahun (10,8%), nomor dua paling tinggi pada kelompok umur 1-4 tahun (10,7%) dan paling rendah tetap pada umur <1 tahun (8,2%). Dari data diatas tampak kecenderungan kelompok yang berisiko tinggi terkena malaria bergeser dari usia >15 tahun ke usia 1-4 tahun. Oleh karena itu perlu intervensi pencegahan malaria pada usia 1-4 tahun, memperkuat promosi anak dibawah lima tahun tidur dibawah kelambu berinsektisida serta menyediakan obat malaria yang sesuai dengan umur balita.
Untuk karakteristik jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan dan pekerjaan, point prevalensi dan period prevalensi hampir sama. Pada point prevalensi, prevalensi pada laki-laki sama dengan perempuan (0,6%), di perdesaan (0,8%) dua kali prevalensi di perkotaan (0,4%). Kelompok pendidikan tidak tamat SD (0,7%) dan tidak pernah sekolah (0,8%) merupakan dua kelompok yang paling tinggi prevalensinya dan kelompok tamat PT merupakan kelompok yang paling rendah prevalensinya (0,2%). Kelompok “sekolah” dan petani/nelayan/buruh merupakan kelompok pekerjaan yang tertinggi prevalensinya (masing-masing 0,7%) sedangkan yang paling rendah adalah Pegawai/TNI/POLRI (0,3%).
C. Plasmodium
Agent penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan order Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu:
1. Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria falcifarum. Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya. Distribusi geografik. Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Parasit ini mempunyai sifat – sifat tertentu yag berbeda dengan species lainnya, sehingga diklasifikasikan dalam subgenus laveran. Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase preritrosit saja; tidak ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 ยต pada hari keempat setelah infeksi. Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit.
2. Plasmodium vivax
Parasit ini menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna (jinak). Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang. Perkembangbiakan/siklus hidupnya dapat dibagi atas tiga stadium:
a. Schizogonia : terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginfeksi inang
b. Sporogoni : pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium efektif.
c. Gamogoni : tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam tubuh inang perantara atau nyamuk.
Siklus hidupnya yaitu sebagai berikut :
a. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
b. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
c. Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
d. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
e. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
f. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet). Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
g. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
h. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
3. Plasmodium malariae
Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae.
4. Plasmodium ovale :
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovale..
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara P. falciparum dengan P. vivax atau P. malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis parasit sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya.17 Masa inkubasi malaria atau waktu antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk P. falciparum, 8-14 hari untukP. vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae. Masa inkubasi ini dapat memanjang antara 8-10 bulan terutama pada beberapa strain P. vivax di daerah tropis. Pada infeksi melalui transfusi darah, masa inkubasi tergantung pada jumlah parasit yang masuk dan biasanya singkat tetapi mungkin sampai 2 bulan. Dosis pengobatan yang tidak adekuat seperti pemberian profilaksis yang tidak tepat dapat menyebabkan memanjangnya masa inkubasi.6 P. falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang paling berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi manusia, yaitu P. vivax, P. malariae, dan P. ovale. Saat ini, P. falciparum merupakan salah satu spesies penyebab malaria yang paling banyak diteliti. Hal tersebut karena spesies ini banyak menyebabkan angka kesakitan dan kematian pada manusia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari/Tanggal : Senin/04 Juni 2012
Pukul : 09.00 – 13.30 WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu Lantai 3 FKM UNHAS
B. Sampel
Darah kapiler segar.
C. Reagen
1. Zat warna Giemza
2. Larutan Buffer
D. Alat
1. Kaca objek
2. Pipet tetes
3. Rak pengecatan
4. Gelas beker
5. Mikroskop
6. Spoid (jarum)
7. Tissue
8. Tabung Erlenmeyer
E. Cara Kerja
Pembuatan Preparat
- Membebaskan kaca objek dari lemak menggunakan tissue.
- Mengambil darah kapiler segar pada ujung jari menggunakan Spoid.
- Meneteskan darah kapiler segar pada kaca objek. Untuk membuat apusan darah tebal, meneteskan 2-3 tetes darah kapiler segar. Namun untuk membuat apusan darah tipis hanya meneteskan satu tetes darah kapiler segar pada kaca objek 2-3mm dari sebelah kanan.
- Membuat apusan darah tipis dengan cara mengambil kaca objek lainnya yang tentu bebas dari lemak dan menaruh sisinya disebelah kiri tetesan darah sehingga membentuk sudut 30o-45o. Mendorong kaca objek yang ada kebelakang (menuju dan sedikit menyentuh darah), kemudian kembali mendorong kaca objek tersebut kedepan (ke sebelah kiri darah) sehingga terbentuk apusan yang lebar dan tipis.
- Mengeringkan apusan darah tipis diudara terbuka.
- Membuat apusan darah tebal dengan cara mengambil kaca objek lainnya yang tentu bebas dari lemak dan menggunakan salah satu sudutnya untuk membuat apusan yang lebar namun tetap tebal pada pemukaan tetesan darah.
- Mengeringkan apusan darah tebal diudara terbuka.
Pengecatan Preparat
1. Meletakkan sediaan apusan darah tebal dan tipis yang telah kering pada rak dengan apusan darah yang menghadap ke atas;
2. Mencampurkan Giemza dan lautan Buffer menggunakan tabung erlenmeyer dengan perbandingan 1:9 ml.
3. Meneteskan seluruh permukaan apusan darah tipis dan tebal dengan campuran Giemza dan larutan Buffer menggunakan pipet tetes.
4. Membilas apusan darah tebal pada air mengalir.
5. Keringkan selama 20 menit.
Pengamatan Mikroskop
1. Amati sediaan di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 kali, yakni pembesaran lensa okuler 10 kali dan lensa objektif 100 kali.
2. Gambar hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHAASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan sampel darah kapiler segar di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 kali ditemukan adanya agen malaria, yaitu Plasmodium sp. Hal ini berarti orang yang memiliki sampel darah tersebut positif menderita penyakit malaria.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, sampel darah kapiler yang diamati ditemukan adanya Plasmodium sp. Adanya Plasmodium sp. ini menunjukkan bahwa sampel yang diteliti positif menderita penyakit Malaria.
Adapun jenis plasmodium yang diamati di bawah mikroskop ini adalah palsmodium falciparum. Plasmodium ini merupakan jenis plasmodium yang paling berbahaya yang menyerang manusia. Plasmodium ini menyebabkan malaria tropika. Malaria tropika merupakan malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada darah kapiler segar yang diamati, ditemukan adanya Plasmodium falciparum yang menunjukkan bahwa sampel yang diteliti positif menderita penyakit Malaria.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa: Sebelum praktikum dimulai sebaiknya memelajari materi yang akan dipraktikum sehingga lebih mudah dalam mengikuti proses praktikum.
2. Untuk laboratorium: Praktikan berharap agar luas laboratorium biokimia diperluas atau ditambah karena mengingat jumlah praktikan yang banyak dan praktikan ruang geraknya terbatas.
3. Untuk masyarakat: diharapkan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit malaria serta memperhatikan kesehatan diri sendiri. Selain itu sebaiknya menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan di luar rumah, memasang tirai di pintu dan jendela, memasang kawat kasa pad fentilasi, mengoleskan obat anti nyamuk di kulit, dan mengenakan pakaian yang menutupi tubuh sehingga mengurangi daerah tubuh yang digigit nyamuk.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2012. Malaria. http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/malaria.htm (05 Juni 2012)
AJ, Harnawati. 2008. Plasmodium Falcifarum. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/15/plasmodium-falciparum/ (05 Juni 2012)
Ara, 2012. Tuberkulosis. http://ruang-tanpabatasekat.blogspot.com/2012/04/bab-iii-metodologipenelitian.html (05 Juni 2012)
Lithasha. 2008. Plasmodium Vivax. http://filzahazny.wordpress.com/2008/02/23/plasmodium-vivax/ (05 Juni 2012)
NN. 2010. Penyakit Malaria. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CFMQFjAB&url=http%3A%2F%2Frepository.ipb.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F53116%2FBAB%2520III%2520Model%2520Penyebaran%2520Penyakit%2520Malaria.pdf%3Fsequence%3D5&ei=-ubOT9zRHMr5rAfwhYGLDA&usg=AFQjCNH4TJ93UaKWBWoNYT-bNdX5iLkbNQ&sig2=Ytn-opvO_bo7yKrEycnHaA (05 Juni 2012)
NN. 2011. Epidemiologi Malaria. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CFYQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownloads%2Fpublikasi%2Fbuletin%2FBULETIN%2520MALARIA.pdf&ei=-ubOT9zRHMr5rAfwhYGLDA&usg=AFQjCNEyuEoKy81pIR1c2XZ7pFvfXuMPPg&sig2=Sko1uow99tQ-oDYkscIqnw (05 Juni 2012)
No comments:
Post a Comment