A. Latar Belakang
ASI merupakan
makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi lagi,
disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi . Diperkirakan 80% dari jumlah ibu
yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup
untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan
pertama. ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi,
namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak ibu meyusui melakukan kebiasaan
dengan membiarkan bayi terbiasa minum susu botol atau susu formula. Apabila hal
yang demikian terus berlangsung, maka dapat menyebabkan ancaman yang serius
terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Kebutuhan bayi
akan zat gizi jika dibandingkan dengan orang dewasa dikatakan sangat kecil.
Kebutuhan bayi berdasarkan ukuran tubuh, kebutuhan bayi akan zat gizi melampaui
kebutuhan orang dewasa bisa sampai dua kali lipatnya. ASI sangat cocok untuk
memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal dari zat gizi makro maupun zat gizi
mikro, selain itu ASI juga mengandung zat anti infeksi. Pemberian ASI dan MP-ASI
merupakan salah satu perilaku, menurut Kurt Lewin dipengaruhi oleh
faktor-faktor individu diantaranya nilai-nilai budaya, pendidikan, pengetahuan,
sikap, suku bangsa, dan tempat tinggal. Penyebab kegagalan praktek ASI
eksklusif diantaranya pengetahuan ibu, budaya makanan pralaktal, ASI tidak
keluar, bayi atau ibu sakit, ibu bekerja dan keinginan ibu mencoba susu
formula. Faktor lain yang menyebabkan orang tua memberikan MP-ASI sebelum umur
bayi 6 bulan adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (Fikawati
dan Syafiq, 2010).
Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 50/MENKES/SK/IV/2004 menetapkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi sejak lahir sampai
dengan berumur 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun
dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Pemberian makanan pada bayi dan
anak usia 0-24 bulan yang optimal menurut Global Strategy on Infant and
Young Child Feeding (WHO/Unicef,2002) adalah menyusui bayi setelah lahir, memberikan
ASI eksklusif yaitu hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain sampai bayi
berumur 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang tepat dan
adekuat sejak usia 6 bulan dan tetap meneruskan pemberian ASI sampai usia anak 24 bulan. Pada kenyataan 68% ibu
yang sudah memberikan MP-ASI sebelum bayi berumur 6 bulan ( Fikawati dan
Syafiq, 2010).
Penelitian ini
dilakukan di Perumnas Antang Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Kota
Makassar karena hasil dari pengamatan peneliti sebagian besar ibu-ibu yang
mempunyai bayi memberikan makanan tambahan selain ASI sebelum bayi berumur 6
bulan. Sehingga peneliti ingin mengetahui apakah ibu-ibu tersebut memiliki
pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif dan pengetahuan tersebut dapat
mempengaruhi seseorang untuk bersikap.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk :
a. Mengukur
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.
b. Mengukur
umur pemberian MP-ASI pada bayi.
c. Mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan umur
pemberian MP-ASI.
No comments:
Post a Comment