Saturday, April 13, 2013

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Umur Pemberian MP ASI di Perumnas Antang Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Kota Makassar


A.    Latar Belakang
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi lagi, disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi . Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama. ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak ibu meyusui melakukan kebiasaan dengan membiarkan bayi terbiasa minum susu botol atau susu formula. Apabila hal yang demikian terus berlangsung, maka dapat menyebabkan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Kebutuhan bayi akan zat gizi jika dibandingkan dengan orang dewasa dikatakan sangat kecil. Kebutuhan bayi berdasarkan ukuran tubuh, kebutuhan bayi akan zat gizi melampaui kebutuhan orang dewasa bisa sampai dua kali lipatnya. ASI sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal dari zat gizi makro maupun zat gizi mikro, selain itu ASI juga mengandung zat anti infeksi. Pemberian ASI dan MP-ASI merupakan salah satu perilaku, menurut Kurt Lewin dipengaruhi oleh faktor-faktor individu diantaranya nilai-nilai budaya, pendidikan, pengetahuan, sikap, suku bangsa, dan tempat tinggal. Penyebab kegagalan praktek ASI eksklusif diantaranya pengetahuan ibu, budaya makanan pralaktal, ASI tidak keluar, bayi atau ibu sakit, ibu bekerja dan keinginan ibu mencoba susu formula. Faktor lain yang menyebabkan orang tua memberikan MP-ASI sebelum umur bayi 6 bulan adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (Fikawati dan Syafiq, 2010).

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 50/MENKES/SK/IV/2004 menetapkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi sejak lahir sampai dengan berumur 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Pemberian makanan pada bayi dan anak usia 0-24 bulan yang optimal menurut Global Strategy on Infant and Young Child Feeding (WHO/Unicef,2002) adalah menyusui bayi setelah lahir, memberikan ASI eksklusif yaitu hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain sampai bayi berumur 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang tepat dan adekuat sejak usia 6 bulan dan tetap meneruskan pemberian ASI sampai  usia anak 24 bulan. Pada kenyataan 68% ibu yang sudah memberikan MP-ASI sebelum bayi berumur 6 bulan ( Fikawati dan Syafiq, 2010).
Penelitian ini dilakukan di Perumnas Antang Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Kota Makassar karena hasil dari pengamatan peneliti sebagian besar ibu-ibu yang mempunyai bayi memberikan makanan tambahan selain ASI sebelum bayi berumur 6 bulan. Sehingga peneliti ingin mengetahui apakah ibu-ibu tersebut memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif dan pengetahuan tersebut dapat mempengaruhi seseorang untuk bersikap.

B.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.       Mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.
b.      Mengukur umur pemberian MP-ASI pada bayi.
c.       Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan umur pemberian MP-ASI.

No comments:

Post a Comment