Friday, July 26, 2013

Sahabat ODHA (Buatku Tersenyum)

Late Post : 20 Juli 2013
Kini saya terbaring menerawang kembali ke masa lalu. Ditengah ruang yang gelap ini, saya ditemani sebuah rekaman lantunan gitarmu yang dihiasi suara merdu. Seandainya saja suara merdu itu milikku, mungkin rekaman ini akan menjadi kenangan kita berdua. Meskipun nada-nada sederhana itu dibuyarkan oleh derasnya hujan, tapi rindu ini masih sangat terasa. Siang ini memang begitu aneh. Ada yang lain disini. Setau saya sesuatu itu masih saja mengganjal disini, dihati.
Semua hal yang kuingat tentangmu kembali meronta dan melemparkan sejuta harapan. Harapan yang dulu tidak sengaja kamu tanam. Harapan yang terus tumbuh. Dan harapan yang akhirnya kamu tinggal pergi agar tidak tumbuh semakin tinggi lagi, tapi sama sekali tidak ingin kamu matikan.

Lucunya, sampai detik ini saya masih menyimpan harapan itu. Harapan itu sudah tumbuh terlalu tinggi dan sangat sulit untuk dimatikan, tidak peduli berapa kali saya mencoba. Seketika saya terpikir untuk merubah harapan itu menjadi secercah kebahagiaan. Kebahagiaan yang mungkin akan tumbuh juga jika kamu masih disini sampai nanti. Sayangnya musim berkata lain. Musim kurang berkuasa membuat harapan itu menghasilkan. Harapan jauh lebih akrab dengan kekecewaan, dibanding kebahagiaan itu sendiri.
Well, saya tetap akan menyimpan harapan itu meski cenderung akan membuat saya kecewa. Yah paling tidak sampai saya bisa mengabaikannya. 

"Terangi hari-hariku
buatku tersenyum
Terangi kisah hidupku
Dengan deritaku
Daku berharap kau slalu ada sahabat
Hingga akhir ajal menjemputku
Jangan pernah tinggalkan aku
Jangan pernah kau jauhi aku
Sahabat buatku tersenyum
Hingga akhir ajal menjemputku" - Sahabat ODHA (buatku tersenyum) by Muh. Arif Fadillah

No comments:

Post a Comment