Sudah sebulan lebih kamu menghilang. Bukan, maksud saya sudah
sebulan lebih kamu pergi. Selama itu saya masih mencoba mengabaikan
semua tentangmu. Tapi semakin saya mencoba, semakin saya teringat
segalanya. Perhatian kecil yang setia menyelip disetiap pesan singkatmu.
Ketika kamu merindukan lesung pipi ini dan tanpa ragu memintaku untuk
tersenyum. Ketika kamu tertawa ringan ditelefon. Ketika senyummu merekah
dihari terakhir kita bertemu. Semuanya masih teringat jelas disini.
Yah, teringat memang kata yang sangat pas untuk kenangan. Tapi bagaimana
bisa semuanya melekat sekuat ini ? cinta ? Seandainya segalanya bisa
terulang.
Mungkin batas saya hanya sampai malam ini. Semua yang tersimpan
kemarin kini mengalir lembut ditemani dentingan jarum jam yang terus
bergerak maju. Rasa kehilangan itu begitu terasa sekarang. Saya
mengingat detik-detik ketika dulu kamu berpamitan keluar kota. Kala itu
saya menggerutu didalam hati, "pamit segala, sayakan bukan
siapa-siapanya kamu".
Namun kini saya lebih menggerutu lagi. Eh menyesali lebih tepatnya. "kok gak pamit ? Huh, kamu benar-benar tidak semanis yang dulu". Saya tidak akan bisa mengulang kembali waktu manis itu lagi. Memang banyak cowok diluar sana, tapi tidak sedingin dan semanis sikapmu. Kamu yang dulu mahir membuatku senyum-senyum sendiri hanya karna pesan singkatmu. Bersyukur saya masih mampu tersenyum diatas rasa sakit. Tidak. Bukan kamu yang menyakitiku, tapi cinta terlalu dalam inilah yang menimbulkan rasa sakit dengan sendirinya. Cinta ini tidak dapat hilang begitu saja, apalagi berganti menjadi benci. Saya ingin melihatmu bahagia dengan wanita yang terbaik untukmu. Mungkin dengan begitu saya lebih mudah mengabaikanmu. Sambil menunggu saat itu datang, biarkan saya melihatmu menikmati waktu dengan sejuta semangat yang nyaris tidak pernah hilang dari sosokmu. Semangat yang selalu saya coba tiru itu. I miss you.
Namun kini saya lebih menggerutu lagi. Eh menyesali lebih tepatnya. "kok gak pamit ? Huh, kamu benar-benar tidak semanis yang dulu". Saya tidak akan bisa mengulang kembali waktu manis itu lagi. Memang banyak cowok diluar sana, tapi tidak sedingin dan semanis sikapmu. Kamu yang dulu mahir membuatku senyum-senyum sendiri hanya karna pesan singkatmu. Bersyukur saya masih mampu tersenyum diatas rasa sakit. Tidak. Bukan kamu yang menyakitiku, tapi cinta terlalu dalam inilah yang menimbulkan rasa sakit dengan sendirinya. Cinta ini tidak dapat hilang begitu saja, apalagi berganti menjadi benci. Saya ingin melihatmu bahagia dengan wanita yang terbaik untukmu. Mungkin dengan begitu saya lebih mudah mengabaikanmu. Sambil menunggu saat itu datang, biarkan saya melihatmu menikmati waktu dengan sejuta semangat yang nyaris tidak pernah hilang dari sosokmu. Semangat yang selalu saya coba tiru itu. I miss you.
"langitnya selalu sama
dan dihari yang sama belum berubah
satu-satunya hal yang berubah adalah
kau tak di sisiku
aku rasa
aku seharusnya membiarkanmu pergi
tanpa meninggalkan apapun
tidak
tidak
aku belum bisa
aku belum bisa membiarkanmu pergi
aku merindukanmu
merindukanmu
karena aku sangat merindukanmu
setiap hari di saat aku sendiri
aku memanggilmu
karena aku merindukanmu
bahkan sekarang
aku masih menyebut namamu seperti biasa
bahkan hari ini" - because i miss you by jung yong hwa
No comments:
Post a Comment