Tidak sedikit hari yang berlalu tanpamu. Tapi yang kutau semuanya kini baik-baik saja. Tak ada lagi yang mengganjal disini. Saya sedikit bisa meniru semangatmu sekarang. Semua berkat kejelasan yang kukorek langsung darimu. Hari itu saya mengusir rasa malu serta takut demi memulai percakapan denganmu. Tidak hanya untuk melepas rindu, juga untuk meminta jawaban langsung darimu. Jawaban dari beribu tanya yang selama ini mengganjal dalam hatiku. Jawaban dari pertanyaan yang selalu kutunggu darimu tapi tak pernah kamu hiraukan. Jawaban dari pertanyaan yang terkadang saya jawab sendiri dengan menebak-nebak dan berbagai harapan yang ternyata meracuniku secara diam-diam.
Saya masih mengingat kalimat-kalimat manis yang kamu utarakan malam itu via direct message. Kalimat manis yang maknanya cukup pahit untukku. Kamu menjadikanku persinggahan, menjadikanku pelarian. Jahat ? Tidak. Kamu hanya tidak sengaja memberi harapan pada seseorang yang terlalu mudah mengartikan semua perhatian kecilmu sebagai cinta. Itu saja. Bila dipaksa menemukan letak kesalahan, semuanya salah kita berdua. Jadi sudah sepatutnya kita saling memberi maaf.
Lembaran hariku belum sepenuhnya tenang seperti dulu. Tidak munafik, setiap harinya masih saja saya menyimpan sayang dan rindu untukmu. Kunikmati itu. Sayang dan rindu yang membuatku mengenang semua hal-hal manis tentang kita dulu. Kenangan yang belum bisa kuabaikan. Tidak mengerti bagaimana kamu bisa membuatku segila ini. Saya terus saja mengingat tentangmu. Saya terus saja berkhayal tentangmu. Seandainya waktu bisa diulang, saya ingin kembali kehari-hari manis itu. Atau paling tidak saya ingin kembali kehari ketika kamu masih peduli denganku, demi perhatian kecilmu. Seandainya saja kita bisa berpapasan di kampus. Seandainya saja setiap pagi saya bisa melihat pesan darimu dilayar handphoneku. Seandainya saja saya bisa menjadi salah satu teman dekatmu. Lihat, saya mulai berharap lagikan. Sudahlah.
Kamu tidak sengaja mengubah paradigmaku tentang beberapa hal. Misalnya saja dulu saya beranggapan kalau mahasiswa teknik itu nakal, ternyata tidak. Bahkan sebaliknya, hanya saja caramu menikmati hidup lebih bebas dari yang lainnya. Saya ingin sebebas kamu. Teknik. Fakultas terbesar dikampus kita, tapi sangat sempit dimataku. Bila mendengar kata itu, hanya kamu yang saya ingat. Hanya kamu.
Kamu sudah berjalan bahkan berlari jauh didepanku. Sedangkan saya masih diam disini dan terus saja menoleh kebelakang. Disana dengan jelas kulihat senyum dan tawaku yang dibaliknya ada kamu. Saya berusaha keras berjalan maju, tapi tak bisa menyusulmu. Memang sulit berjalan sambil menoleh kebelakang. Begitulah, saya memang tipe orang yang tidak mudah berbalik arah. Akan selalu seperti ini sampai suatu hari nanti seseorang yang lain datang dan mengubah paradigmaku lagi. Saya menunggu itu. Hei kamu, tetaplah berjalan maju. Teruslah hidup dengan semangatmu. Teruslah hidup dengan kebebasanmu. Teruslah bawa kebahagiaan untuk orang-orang disekitarmu. Teruslah bahagia. Bahkan bila suatu hari dunia memberimu beribu alasan untuk bersedih, ingatlah kalau disini ada seseorang yang pernah atau bahkan masih menyayangimu. Seseorang yang mencintai semangatmu. Seseorang yang menyukai sikap dinginmu. Seseorang yang mengagumi permainan gitarmu. Seseorang yang senang melihat senyum dan tawamu meski dalam batas dua dimensi. Seseorang yang pernah kamu bahagiakan.
"sempat tak ada lagi kesempatanku untuk bisa bersamamu
kini kutau bagaimana caraku untuk dapat trus denganmu
bawalah pergi cintaku
ajak kemana kau mau
jadikan temanmu
temanmu paling kau cinta
disiniku pun begitu
trus cintaimu dihidupku
didalam hatiku
sampai waktu yang pertemukan kita nanti
sempat tak ada lagi kesempatanku untuk bisa bersamamu
kini kutau bagaimana caraku untuk dapat trus denganmu
bawalah pergi cintaku
ajak kemana kau mau
jadikan temanmu
temanmu paling kau cinta
disiniku pun begitu
trus cintaimu dihidupku
didalam hatiku
sampai waktu yang pertemukan kita nanti
bawalah pergi cintaku
ajak kemana kau mau
jadikan temanmu
temanmu paling kau cinta
disiniku pun begitu
trus cintaimu dihidupku
didalam hatiku
sampai waktu yang pertemukan kita nanti" - bawalah cintaku by afgan
No comments:
Post a Comment