Week(never)end

Siapa sih yang benci dengan weekend ? Kalau Jum'at adalah hari terbaik bagi Muslim, maka Sabtu dan Minggu adalah rajanya hari bagi mahasiswa dan mereka yang bekerja. Saya bukan bagian dari keduanya, tapi alhamdulillah bukan pengangguran juga sih. Mungkin itu sebabnya, saya punya perasaan tersendiri tentang weekend. Normalnya orang-orang bersemangat dihari Jum'at karena menuju weekend. Saya juga senang, yah 50:50 sih. Kadang saya bergumam dalam hati "ais sabtu lagi besok". Saya memang rada aneh ya.

Biasanya sabtu pagi, setelah shalat subuh biasanya saya melanjutkan tidur. Shungga saya bangun agak siang dari biasanya. Paling telat jam tujuh pagi. Dan setelah jam tujuh itu saya gak akan sempat untuk  melihat jam lagi sampai pukul sepuluh, paling lama jam sebelas. Setelah bangun tidur, biasanya saya langsung sikat gigi. Lalu membereskan tempat tidur. Lalu berlanjut membersihkan debu-debu yang menghiasi meja, perabotan dll. Juga merapikan barang-barang berantakan di kamar dan dapur. Saya juga harus menepikan tikar, kursi, obat dan sepatu yang berceceran. Dengan begitu saya bisa menyapu dengan mudah. Sambil menyapu saya juga harus menata letak mesin cuci, meja makan, rak tv, lemari, kipas angin, meja dan sofa ruang tamu yang letaknya miring-miring. Kadang saya berimajinasi kalau perabotan tadi sebenarnya punya kaki dan bergerak dimalam hari kalau serumah sedang terlelap.

Atau ada hal masuk akal lain yang mengubah posisi mereka, gempa bumi misalnya. Pokoknya, menyapu saja saya membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh sampai limabelas menit. Setelah itu biasanya saya menuju mesin cuci, mengumpulkan pakaian kotor yang harus saya cuci manual. Biasanya pakaian kotor ini saya rendam dulu, sebelum dicuci. Sambil menunggu rendaman, saya kembali mengambil alat pel lantai. Saya mengepel semua lantai. Khusus ruang tamu, saya mengepelnya sampai dua kali. Pokoknya kadang saya membilas kain pel sampai kurang lebih sepuluh kali. Tidak berhenti sampai disitu. Setelah mengepel, saya menuju tumpukan piring kotor bekas kemarin. Semuanya harus dicuci sampai bersih. Saking seringnya saya cuci piring, saya menyukai pekerjaan rumah yang satu ini. Pas lagi PBL, lagi KKN, lagi magang, pas mudik ke Sidrap dan Soppeng, bisa dikatakan saya lah yang paling sering cuci piring. Selain gak enak hati sam yang punya rumah, juga saya gak suka liat piring kotor numpuk, yah karena saya memang suka cuci piring. Setelah itu, saya harus mencuci rendaman pakaian tadi. Jumlahnya tidak banyak, tapi tingkat kesulitannya lumayan. Yah kalau kemeja sih gampang, lah tau sendirikan susahnya mencuci jeans. Setelah mencucu pun, sebelum menjemur saya harus menyikat lantai wc. Saya menaburkan detergen ataupun sunlight dilantai, tergantung yang mudah untuk diraih. Setelah itu saya menyikat setiap lantai sampai kinclong. Setelah urusan lantai beres, barulah saya bisa menjemur pakaian tadi.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai, biasanya saya kembali kekamar untuk ngadem. Disana saya akan tiduran sambil main handphone dan dengar musik. Biasanya saya suka mendengarkan satu lagu favorite berulang-ulang sampai bosan. Belakangan saya menyukai ost drama Dream High, Uncontrollably Fond dan Doctors. Saya juga suka dengan Steal My Girl dan History nya Onedirection. Tapi khusus minggu ini saya malah keseringan dengar Wavin Flag dari young artist for Haiti. Saya yang dulu mengolok-olok, malahan suka part JB dilagu ini. Jika sudah bosan dan merasa sangat gerah, akhirnya saya mandi pagi disiang hari. Biasanya saya mandi, sebelum Adzan dhuhur mulai berkumandang. Setelah menunaikan empat rakaat, biasanya saya mulai menata posisi nyaman dikamar. Saya menggelar kasur lipat didepan tv. Saya mengambil semua yang saya butuhkan untuk dua jam kedepan seperti laptop, mouse dan makan pagi sekaligus makan siang. Kalau saya sudah parkir dalam posisi seperti ini, bisa dipastikan saya sedang menonton drama korea. Sedikit informasi, seperti wanita pada umumnya saya suka sekali menonton drama. Tapi genre drama favorite saya agak berbeda. Kalau cewek lainnya suka yang sosweet, saya suka genre mistery. Saya suka drama yang bercerita tentang kasus, drama jenis ini biasanya kisah cinta-cintaannya hanya 5%. Selain itu saya juga suka drama yang bercerita tentang persahatan atau kerja sama tim. Apalagi kalau menceritakan persahabatan antara cowok-cowok, duh ini baru sosweet. Tapi bukan berarti saya setuju dengan yang homo-homoan yah haha. Biasanya saya akan bertahan diposisi nyaman itu sampai jam tiga sore.

Setiap weekend saya wajib tidur siang. Atau namanya lebih ketidur sore kali yah. Alasannya sederhana, karena hari biasa saya gak bisa dan juga butuh istirahat setelah sepanjang pagi beres-beres rumah. Namun saya tidak tidur siang berjam-jam, paling lama sejam. Kata orang-orang sih, tidur itu bukan kuantitasnya yang penting tapi kualitasnya. Setelah bangun, saya bersiap-siap untuk olahraga. Yah olagraga paling simple sih lari sore. Ada sih yang lebih simple, tapi menurut saya olahraga aneh. Yoga. Bagaimana bisa hanya dengan berdiam diri disebut olahraga ? Makanya saya lebih memilih lari sore. Kebiasaan ini sebenarnya sudah sejak semester akhir, tapi sempat terhenti. Waktu itu BB saya 60kg. Diet ataupun tidak, berat saya selalu saja 60kg. Setelah rutin lari (dari kenyataan, ehh), berat saya hanya turun dua kilogram. Itu juga entah karena rutin olahraga atau karena patah hati. Saat lari saya biasa mengenakan celana training dan jaket/sweater. Kalau pun gak pake jaket/sweater, saya mengenakan kaos lengan panjang. Kalau larinya di kampus yah pake hijab. Kalau lari deket rumah yah minus dihijab hehe. Yah setidaknya saya gak seksi-seksian kaya cewek lainnya yah. Saat lari biasanya saya papasan dengan yang lain. Diantaranya ada cewek yang pakaiannya yah ampun, sekseh banget. Biasanya cewek jenis ini pake kaos pendek yang kerahnya cocok untuk ibu menyusui dan celana pendek ketat sejengkal diatas lutut. Belum lagi kalau ketemu anak-anak SMA yang larinya dua putaran, foto-fotonya sejam. Duh saya yang niatnya olahraga, malah ikutan dosa komentari ini dan itu dalam hati. Untung belakangan ini saya larinya berduaan sama tetangga sebelah rumah, duh partner banget pokoknya. Ceritanya juga nyambung banget, yah memang sudah bergaul dari kecil sama dia. Namanya cewek yah, ada-ada saja bahan cerita selama lari. Niat awalnya yah tidak lain menurunkan berat badan. Tetangga saya sudah turun tiga kilogram, sedangkan saya satu ons pun gak turun-turun. Gak apa-apa sih, kurusnya gak dapat, yang penting dapat sehatnya. Lumayan juga buat ngilanhin stres. Jaman-jaman skripsi dulu saya meneliti tentang hipertensi. Salah satu variabelnya ada olahraga. Jadi saya sempat searching manfaat olahraga, salah satunya yah itu tadi, menghilangkan stres. Awalnya saya merasa aneh dengan teori yang tampaknya mengada-ada itu.

Setelah rutin olahraga saya mengerti hubungan antara olahraga dan stres seperti apa. Olahraga capek kan yah ? Misalnya lari beberapa putaran lapangan saja sudah keringatan dan bikin ngos-ngosan. Disaat seperti ini pikiran kita betul-betul kosong. Gak akan ada yang sempat mikirin 232×323 itu berapa. Atau kerjaan saya gimana yah. Atau tembak dia gak yah. Gak akan ada. Kalaupun ada yang mikir, paling mikirin air dingin. Selain menghilangkan sehat dan menghilangkan stres, part terbaiknya adalah kesegaran yang tak terhingga ketika mandi. Kulit yang tadinya keringatan, duh jadi halus dan segar sekali habis mandi. Oh iya kami biasanya lari di jogging track blok 4 atau mutar keliling blok satu ke danau baruga. Anak Antang pasti ngerti, kalau gak yah berarti anak antang palsu hahaha. Kalau kamu bukan anak anak antang bisa cek digoogle map kok. Kami cuman bisa olahraga begini sabtu dan minggu, biasanya sih habis ashar sekitar pukul setengah lima sore. Kalau kamu juga suka lari sore sekitaran antang, semoga kita ketemu yah. Kali aja jodoh hahaha.

Setelah mandi sore, saya biasanya dihadapkan pada dua pilihan. Makan malam atau tidak. Karena perut menolak untuk makan tapi mulut berkata lain. Yah disini biasanya saya punya tiga pilihan, makan malam, makan cemilan atau tidak makan sama sekali. Setelah itu saya hanya akan kembali pada zona nyaman didepan tv, dengan laptop dan segala hiburan yang ditawarkan. Oh iya tv dikamar saya memang jarang kepake, dalam sebulan saja belum tentu dinyalakan. Yah karena saya gak ada waktu nonton tv, gak nyaman nonton tv di kamar. Aneh kan yah. Dihari berikutnya kegiatan saya hampir sama. Hanya saja kalau hari minggu saya tidak perlu beres-beres barang dan mengepel lantai. Sebagai gantinya, dipagi hari saya harus ke pasar sama menteri keuangan. Senang sih, soalnya pasar ramai jadi bisa belanja-belanja. Namanya juga cewek yah. Salah satu belanjaan wajib hari minggu pagi adalah kapurung. Saya suka oake banget-banget makan makanan khas luwu timur ini. Sampai-sampai mau pindah suku nih saking sukanya makan kapurung haha. Yah kalau hari minggu saya biasanya sarapan lalu masak. Nah pas sarapan dan masak ini biasanya saya bisa sambil nonton tv, itu juga nontonnya di ruang tengah. Hal lain yang membedakan, kalau minggu sepulang olahraga sebelum mandi saya harus menyisihkan waktu untuk menyetrika pakaian untuk seminggu kedepan, bisa memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Setelah mandi sore (malam) saya harus melipat pakaian yang sudah menumpuk selama seminggu. Melipat pakaian ini mmbutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Bayangkan, dua jam.

Yah mungkin karena itu sampai sekarang saya masih jomblo juga hahaha. Soalnya kalau ada yang ngajakin, pasti gak bisa. Kalau dulu sih dilarang kemana-mana pas libur, maklum masih polos takutnya diapa-apain. Sekarang malah gak ada waktu buat libur malam mingguan atau weekendan, terlalu banyak kerjaan. Malahan mamapapa yang ngebet saya cari pacar. Duh kalau ada di Shopee sih sudah saya pesan dari dulu hahaha.