Sunday, December 5, 2010

taman belakang sekolah 4

Gita, Pia, Tiar dan Ana melihat Pak Habib guru Bahasa Indonesianya keluar dari ruangannya menuju ruang kelas mereka. Dengan segera mereka mengambil langkah seribu agar lebih dahulu memasuki kelas. Mereka telah mengetahui bahwa hari itu akan diadakan ulangan mengenai puisi dan pidato. Oleh karena itu, contekan mereka telah siap beraksi dan tersimpan aman dihandphone masing-masing. Sesampai di Kelas Gita dan teman-temannya duduk dibangku masing-masing. Lembaran soal pun dibagikan dan semua siswa sibuk dengan lembaran jawaban mereka masing-masing, kecuali Gita. Gita menjawab soal sesuai dengan kata-kata yang muncul diotaknya. Keheningan di Ruang itu pun terpecah tatkala Pak Habib melontarkan sebuah kalimat tanya yang entah tujuan nya menyindir, menegur, atau memang untuk bertanya.
"mana tangan mu satu Ami ? Ketinggalan di Kantin yah ?" .
Yah Pak Habib memergoki Ami yang sedang menyontek buku dibawah lacinya. Sementara Gita tidak memperdulikan kejadian yang membuat temannya geli setengah mati itu. Gita memikirkan dua hal. 80% Gita memikirkan hubungan nya dengan Fuad sementara sisanya memikirkan apa yang harus ia tulis dilembaran jawabannya yang nampaknya hanya terisi dinomor satu dan enam itu.

Setelah ulangan dijam pelajaran kelas itu berakhir kelas tampak sepi. Disitulah Gita dan Fuad menghabiskan waktu mereka dengan berdiam diri. Gita yang terlihat bertingkah iseng untuk menahan luapan yang sebenarnya sudah diekor matanya. Sementara Fuad yang sedang berfikir keras untuk mencari sebuah tema pembicaraan yang bisa memecah keheningan disiang menjelang sore itu. Namun setiap Fuad memancing Gita untuk berbicara, Gita hanya mengangguk pelan. Siang itu benar.benar siang yang kikuk antara Gita dan Fuad. Suara motor siswa yang lalu-lalang di Gerbang Sekolah, teriakan para siswi di Koridor menemani siang yang kikuk iteu. Tiba-tiba seorang guru memergoki Gita dan Fuad yang duduk berdua di Ruang kelas. Guru tersebut bersikap sok bijaksana dan mencatat nama serta kelas Gita dan Fuad. Sepertinya guru itu lupa fungsi cermin yang sebenarnya. Guru itu mengatur semua tindakan siswa di Sekolah tanpa menyadari seberapa tidak teraturnya anak yang keluar dari rahimnya. Gita pun tampak merasa bersalah karena telah membuat Fuad siswa yang baik itu berurusan dengan Guru BK untuk yang pertama kalinya.

No comments:

Post a Comment