Disebuah ruang yang cukup sejuk
(tumben enak ACnya), ramdani sudah melewati kepanikan dalam menyediakan minuman
dadakan untuk sosialisasi KM. Hanya teh memang , tapi dalam proses pembuatannya
banyak konflik yang terjadi . Mulai dari mendapat omelan gak jelas dari sang
koordinator sampai panik mencari teman-teman konsumsi lainnya yang ditelan
bumi. Tapi semuanya berjalan dengan baik meskipun mendapat kritik pedas (kecap
mana kecap) dari kakak KM. Sampai saat semuanya selesai, datanglah teman-teman
konsumsi yang lain. Mereka membersihkan sisa-sisa kepanikan saya, ica, isna dan
sang koordinator. Saya hanya berdiri di daun
pintu ruangan sejuk itu, sampai sabri dating.
Sabri : konsumsi ko toh ?
Dani : iya . mau ko kopi lagi ?
Sabri : tidak , pergi ko dulu belikan
kak adnan krispi sama kecap .
Dani : hah ? krispi sama kecap ?
Sabri : iyo . cepat meko .
Dani : kenapa krispi sama kecap ?
Sabri : beli mi saja , kasi kak
adnan nah .
Dani : yakin ko krispi sama kecap
?
Sabri : iyo , suruh mi cowotnya
konsumsi, bawa ke bem nah .
Ramdani tidak hanya manis tapi
juga penurut dan bertanggung jawab. Karena tidak menemukan cowok bagian
konsumsi yang jumlahnya kaya upil (dua orang), maka dia bernisiatif
melakukannya tentu dengan meminta bantuan boncengan teman konsumsi lainnya
(baca : muli). Ramdani dan muli pun menuju sahabat mencari sampai ke tiga took
untuk menemukan krispi dan kecap. Lalu mereka kembali ke TKP dan ramdani
meminta wandi untuk menyalurkan krispi dan kecap tersebut pada yang
bersangkutan, kak adnan. Namun beberapa menit kemudian wandi kembali dan masih
memegang bungkusan krispi dan kecap tersebut.
Wandi : ndag perna bede kak adnan
suru beli beginian.
Dani : ih ndag tau sabri,
nabilang tadi kak adnan di bem minta .
Wandi : simpan mi pale dulu di
sini.
Setelah sekitar sejam krispi dan
kecap tersebut menunggu seseorang yang berbaik hati mau mengantarnya ke bem,
akhirnya ica mau mengalah. Ica lah yang membawa bungkusan gak jelas tersebut ke
bem dan menitipkannya pada kak asrori teruntuk kak adnan. Selesai.
Ramdani, ica dan teman-teman yang
lainnya bersantai diruangan yang benar-benar nyaman tersebut. Aneh rasanya ruangan
tersebut bisa senyaman itu diwaktu hari sabtu dibandingkan ketika ruang
tersebut dipakai dalam perkuliahan. Sampai pada jam tiga sore ramdani memutuskan
untuk pulang. Seperti biasa waktu di
petol-petol ramdani habiskan untuk tidur. Sesampai dirumahnya dia segera menjamak
makan siang dan malamnya dan dilanjutkan solat ashar yang belum terlalu ngaret.
Setelah solat ramdani segera mengangkat telepon yang bordering sejak dia solat
tadi.
Dani : halo .
Ica : eh ramdani mu dengar gossip
sekarang ?
Dani : apa ? kasi tau ka .
Ica : diketawai ko ank-anak .
Dani : kenapa gang ?
Ica : itu tadi bukan krispi sama
kecap disuru ko beli. Nasi krispi dengan nasi kecap.
Dani : hah ? sumpah kasian ,
krispi sama kecap tadi nabilang sabri.
Ica : iya, itumi juga tadi
bertanya ko mau di apai krispi sama kecap. Sapa tadi yang nabilang sabri kinta
dibelikan itu ?
Dani : kak adnan .
Ica : bukan , kak firnas .
Dani : astaga , sumpah tadi
nabilang sabri untuk beli krispi sama kecap, ku tanya untuk apa nabilang beli
mi saja baru kasi kak adnan di bem.
Ica : masalahnya tadi disidang
sabri nah, menyangkal ki kalo dia salah. baru kau nabilang salah beli.
Dani : ih , sialaknya. Sumpah
kasian nabilang tadi krispi sama kecap, ndag ada nasinya nabilang.
Ica : bukan apanya naketawai ko
anak-anak disini nah #ketawa
Dani : ih gang, dia salah baru
kita nakambinghitamkan.
Dari percakapan tersebt dapat
diramalkan kejadian pada hari senin tanggal 12 november 2012 pada mata kuliah
prinsip epid diruangan yang sejuk, sebagai berikut :
Sabri : ica tolong ica tolong !
Ica : #ketawa
Dani : #tarikrambutsabri
Sekian.
Hahhaaha, curhat nih yee....
ReplyDeleteTernyata si pembawa pesan yang salah, tapi menyalahkan pembeli....
iye kodong . bukan apanya , saya d bilangi tuli2 sama anak2 -_-
ReplyDeleteBagus ditempel di mading BSLT ini ceritanya....
ReplyDeletehahahhahaha...
pencemaran nama baik gang -_-
ReplyDelete