Friday, November 2, 2012

Manajemen Kontroling



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai pemimpin selain harus memiliki karakter kepemimpinan, juga harus menguasai fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial inilah yang akan membantu pemimpin untuk menjalankan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Perlu diingat bahwa jika seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan manajerial, maka ia hanya akan mampu merumuskan dan menentukan visi/misi organisasi kedepan, namun tidak mampu untuk menjalankan seluruh aktivitas organisasi menuju pencapaian visi/misi organisasi tersebut. Untuk itu sebagai pemimpin mengenal fungsi-fungsi manajerial adalah sangat penting, karena manajemen merupakan seni dalam pengelolahan organisasi guna pencapaian tujuan organisasi
Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau ketatalaksanaan untuk mencapai suatu tujuan dengan melibatkan orang lain. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber – sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak fungsi manajemen yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang fungsi manajeman POACE yang dikhususkan pada controlling atau pengawasan dan dihubungkan dengan pengaplikasiannya pada organisasi kemahasiswaan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahannya adalah :
1.      Apakah yang dimaksud dengan fungsi manajemen controling ?
2.      Apa saja tipe fungsi manajemen controling ?
3.      Bagaimana tahap pelaksanaan fungsi manajemen controling ?
4.      Apakah manfaat dari pelakasanaan fungsi manajemen controling ?
5.      Apakah contoh dari fungsi manajemen controling pada organisasi kemahasiswaan ?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui pengertian fungsi manajemen controling.
2.      Mengetahui tipe fungsi manajemen controling.
3.      Mengetahui tahap pelaksanaan fungsi manajemen controling.
4.      Mengetahui manfaat dari pelakasanaan fungsi manajemen controling.
5.      Mengetahui contoh dari fungsi manajemen controling pada organisasi kemahasiswaan.
D.    Manfaat Penulisan
1.      Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan tentang fungsi manajemen controling.
2.      Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pemenuhan tugas makalah kelompok mata kuliah Organisasi Manajemen Kesehatan.
  BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya. Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
B.     Tipe Pengawasan
Donnelly, et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan pengawasan menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1.      Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control)
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang. Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial.
2.      Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka. Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
a.       Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode¬-metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
b.      Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3.      Pengawasan Feed Back (Feed Back Control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar. Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:
a.       Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
b.      Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
c.       Pengawasan Kualitas (Quality Control)
d.      Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
C.    Tahap Pelaksanaan Pengawasan
1.      Tahap Penetapan Standar. Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a.       standar phisik
b.      standar moneter
c.       standar waktu
2.      Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3.      Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4.      Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan. Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5.      Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
1.      Menetapkan Standar. Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
2.      Mengukur Kinerja. Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
3.      Memperbaiki Penyimpangan. Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
1.      Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2.      Mengukur pelaksanaan
3.      Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4.      Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal yakni:
1.      Mengukur hasil pekerjaan
2.      Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan (apabila ada perbedaan)
3.      Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.
Maman Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan-tahapan yang selalu terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:
1.      Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar ukuran ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus, tetapi selama seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang diharapkan.
2.      Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini harus dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan hal ini.
3.      Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam suatu pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam hal ini diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang diinginkan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan.
1.      Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan). Sehingga dalam melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang jelas. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Mengukur kinerja pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
2.      Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan
3.      Pengambilan tindakan koreksi. Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan¬-penyimpangan yang terjadi.
D.    Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat berupa:
  1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.
  2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
  3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
  4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
  5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.
E.     Pengawasan dalam Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan adalah badan normatif tingkat fakultas sebagai wadah yang mendukung kegiatan mahasiswa dalam hal kesejahteraan, minat/bakat dan pembinaan penalaran. Anggotanya merupakan wakil wakil yang dipilih secara langsung oleh para mahasiswa dari calon yang didukung oleh sekurang kurangnya 10 orang mahasiswa dan disetujui oleh Dekan.
Syarat-syarat untuk menjadi anggotanya adalah mempunyai integritas, kepribadian dan berbudi pekerti luhur serta mempunyai prestasi belajar yang tinggi selama mengikuti jenjang pendidikan sebelumnya.
Meskipun merupakan jenis organisasi Non Profit Oriented Organization (organisasi sosial), organisasi ini juga memiliki struktur organisasi dan menjalankan fungsi manajemen didalamnya. Contoh konkrit bukti fungsi manajemen pada organisasi kemahaiswaan adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang presiden badan eksekutif mahasiswa terhadap tugas dan wewenang masing-masing divisinya seperti departemen kemahasiswaan, departemen kajian strategis, departemen humas dan jaringan, departemen pelatihan dan pengkaderan dan departemen penelitian pengembangan dan pengabdian masyarakat dengan menjalankan tahap-tahap pengawasan.
F.     Objek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasan.
  1. Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.
  2. Keuangan
  3. Pelaksanaan program dilapangan
  4. Obyek yang bersifat strategis
  5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
G.    Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu:
  1. Adanya Rencana
  2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan adalah penting untuk mendapat perhatian.
Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang atau kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Hal  ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi. Controlling berperan juga dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan penampilan kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya disusun. Ada 2 tipe standar:
1.      Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah kuantitas, kualitas, biaya atau waktu.
2.      Standar in-put (masukan):  mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke dalam tugas penampilan.
H.    Pengawasan Efektif
Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada strategi dan hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control), berorientasi secara waktu dan eksepsi, bersifat positif, setara dan objektif, fleksibel.
Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut kendali feedforward, hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut kendali feedback , kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Manajer memiliki 2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian. Mereka dapat mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal) atas tingkah lakunya sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil tindakan langsung (external) untuk mengendalikan tingkah laku orang lain.
Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk melatih pengendalian diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk pengendalian diri dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki tujuan tampilan yang jelas dan dukungan sumber-sumber yang tepat.
Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan sistem administrasi formal antara lain sistem penilaian penampilan, sistem kompensasi dan keuntungan, sistem disiplin kepegawaian, dan management-by-objectives (manajemen berdasar tujuan).
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan pengendalian yang baik adalah:
1.      Akan menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam organisasi.
2.      Memotivasi orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam pekerjaannya.
3.      Menyadarkan nilai dari kontribusi penampilannya.
I.       Alat Bantu Pengawasan Manajerial
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1.      Manajemen Pengecualian (Management by Exception) adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.
2.      Management Information System (MIS) yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif. MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
a.       Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
b.      Tahap desain konseptual.T
c.       ahap desain terperinci.
d.       Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
a.       Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
b.      Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
c.       Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
d.      Adanya pengujian pendahuluan
e.       Penyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
a.        Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
b.      Tepat waktu dalam pemakainya
c.       Menekan biaya secara efektif
d.      System yang digunakan harus tepat dan akurat
e.       Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3.      Analisa Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4.      Penganggaran. Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan. Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.

 BAB III
PENUTUP
A.     Simpulan
1.      pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
2.      Tipe pengawasan terbagi atas tiga yaitu pengawasan pendahuluan (Preliminary Control), pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control) dan pengawasan feed back (feed back control).
3.      Tahap pelaksanaan pengawasan yaitu penetapan standar, penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, pengukuran pelaksanaan kegiatan, tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa serta penyimpangan tahap pengambilan tindakan koreksi.
4.      Pengawasan memiliki lima manfaat terhadap organisasi.
5.      Contoh pengawasan dalam organisasi kemahasiswaan adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang presiden badan eksekutif mahasiswa terhadap tugas dan wewenang masing-masing divisinya

 B.     Saran
Diharapkan dalam pengawasan dilakukan dengan seefektif dan seefesien mungkin agar semua kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Fungsi Dasar Mnajemen. http://zee-lintang.blogspot.com/2011/05/tugas-dasar-manajemen-fungsi-pengawasan.html. Diakses pada tanggal 25 September 2012.
Novia. 2010. Pengawasan dalam Organisasi. http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/. Diakses pada tanggal 25 Septembet 2012.
Oktaviani, Felisia. 2012. Jenis-jenis Organisassi. http://felisiaoktaviani.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-organisasi.html. Diaksese pada tanggal 25 September 2012.
Sihombing, Ferdinan. 2009. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian dalam Manajemen Kesehatan. http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2009/12/30/fungsi-pengawasan-dan-pengendalian-dalam-manajemen-kesehatan/. Diakses pada tanggal 25 September 2012.
Wahyu. 2010. Pengawasan. http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/13/pengawasan/. Diakses pada tanggal 25 Sep 2012.

No comments:

Post a Comment