BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai pemimpin selain harus memiliki karakter kepemimpinan,
juga harus menguasai fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial inilah yang
akan membantu pemimpin untuk menjalankan organisasi dalam pencapaian tujuan
organisasi. Perlu diingat bahwa jika seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan
manajerial, maka ia hanya akan mampu merumuskan dan menentukan visi/misi
organisasi kedepan, namun tidak mampu untuk menjalankan seluruh aktivitas
organisasi menuju pencapaian visi/misi organisasi tersebut. Untuk itu sebagai
pemimpin mengenal fungsi-fungsi manajerial adalah sangat penting, karena
manajemen merupakan seni dalam pengelolahan organisasi guna pencapaian tujuan
organisasi
Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau
ketatalaksanaan untuk mencapai suatu tujuan dengan melibatkan orang lain.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber – sumber
lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak
fungsi manajemen yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada kesempatan kali
ini kami akan membahas tentang fungsi manajeman POACE yang dikhususkan pada
controlling atau pengawasan dan dihubungkan dengan pengaplikasiannya pada
organisasi kemahasiswaan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka pokok permasalahannya adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan fungsi
manajemen controling ?
2. Apa saja tipe fungsi manajemen controling
?
3. Bagaimana tahap pelaksanaan fungsi
manajemen controling ?
4. Apakah manfaat dari pelakasanaan fungsi
manajemen controling ?
5. Apakah contoh dari fungsi manajemen
controling pada organisasi kemahasiswaan ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian fungsi manajemen
controling.
2. Mengetahui tipe fungsi manajemen
controling.
3. Mengetahui tahap pelaksanaan fungsi
manajemen controling.
4. Mengetahui manfaat dari pelakasanaan
fungsi manajemen controling.
5. Mengetahui contoh dari fungsi manajemen
controling pada organisasi kemahasiswaan.
D.
Manfaat Penulisan
1. Diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan tentang fungsi manajemen
controling.
2.
Diharapkan
dapat dijadikan sebagai salah satu pemenuhan tugas makalah kelompok mata kuliah
Organisasi Manajemen Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh
manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang
telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan
standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk
melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien
mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi
apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui
manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan perencanaannya. Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan
adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya,
dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat
sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga
mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang
sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya
pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau
mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma,
standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan
adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu usaha sistematik
untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
B.
Tipe
Pengawasan
Donnelly, et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan pengawasan
menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1. Pengawasan
Pendahuluan (Preliminary Control)
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan
menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang dihasilkan
sebelum penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan mencakup semua
upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan
berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang. Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang. Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial.
2. Pengawasan
pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor
pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai.
Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang
mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka. Direction berhubungan dengan
tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
a. Mengajarkan
para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode¬-metode serta
prosedur-prsedur yang tepat.
b. Mengawasi
pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3.
Pengawasan Feed Back (Feed Back Control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah
dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai
dengan standar. Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa
lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau
operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back
(umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal,
sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
a. Analysis
Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
b. Analisis
Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
c. Pengawasan
Kualitas (Quality Control)
d. Evaluasi
Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
C.
Tahap
Pelaksanaan Pengawasan
1. Tahap
Penetapan Standar. Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target
pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar
phisik
b. standar
moneter
c. standar
waktu
2. Tahap
Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Digunakan sebagai dasar atas
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Beberapa proses yang berulang-ulang dan
kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap
Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan. Digunakan
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa
bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai
manajer.
5. Tahap
Pengambilan Tindakan Koreksi. Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi
penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
Menurut
Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
1. Menetapkan
Standar. Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan,
maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan
adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan
standar.
2. Mengukur
Kinerja. Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi
kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
3. Memperbaiki
Penyimpangan. Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan
terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut
G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi atas 4
tahapan, yaitu:
1. Menentukan
standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur
pelaksanaan
3. Membandingkan
pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4. Memperbaiki
penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Terry
(dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada suatu proses yang
dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal yakni:
1. Mengukur
hasil pekerjaan
2. Membandingkan
hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan (apabila ada
perbedaan)
3. Mengoreksi
penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.
Maman
Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan-tahapan yang selalu
terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:
1. Ukuran-ukuran
yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar ukuran ini bisa nyata,
mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus, tetapi selama seorang masih
menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang diharapkan.
2. Perbandingan
antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini harus dilaporkan
kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan hal ini.
3. Kegiatan
mengadakan koreksi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam suatu pengawasan tidak
akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam hal ini diketahui bahwa
aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang diinginkan.
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan berdasarkan
beberapa tahapan yang harus dilakukan.
1. Menetapkan
standar pelaksanaan (perencanaan). Sehingga dalam melakukan pengawasan manajer
mempunyai standard yang jelas. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Mengukur
kinerja pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah
dibuat atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya
secara optimal.
2. Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan
3. Pengambilan
tindakan koreksi. Melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan¬-penyimpangan
yang terjadi.
D.
Manfaat
Pengawasan
Bila
fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat
berupa:
- Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.
- Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
- Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
- Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
- Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.
E.
Pengawasan
dalam Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi
kemahasiswaan adalah badan normatif tingkat fakultas sebagai wadah yang
mendukung kegiatan mahasiswa dalam hal kesejahteraan, minat/bakat dan pembinaan
penalaran. Anggotanya merupakan wakil wakil yang dipilih secara langsung oleh
para mahasiswa dari calon yang didukung oleh sekurang kurangnya 10 orang
mahasiswa dan disetujui oleh Dekan.
Syarat-syarat untuk menjadi anggotanya adalah mempunyai integritas, kepribadian dan berbudi pekerti luhur serta mempunyai prestasi belajar yang tinggi selama mengikuti jenjang pendidikan sebelumnya.
Syarat-syarat untuk menjadi anggotanya adalah mempunyai integritas, kepribadian dan berbudi pekerti luhur serta mempunyai prestasi belajar yang tinggi selama mengikuti jenjang pendidikan sebelumnya.
Meskipun
merupakan jenis organisasi Non Profit Oriented Organization (organisasi
sosial), organisasi ini juga memiliki struktur organisasi dan menjalankan
fungsi manajemen didalamnya. Contoh konkrit bukti fungsi manajemen pada
organisasi kemahaiswaan adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang presiden
badan eksekutif mahasiswa terhadap tugas dan wewenang masing-masing divisinya
seperti departemen kemahasiswaan, departemen kajian strategis, departemen humas
dan jaringan, departemen pelatihan dan pengkaderan dan departemen penelitian
pengembangan dan pengabdian masyarakat dengan menjalankan tahap-tahap pengawasan.
F.
Objek
Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek
yang perlu dijadikan sasaran pengawasan.
- Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.
- Keuangan
- Pelaksanaan program dilapangan
- Obyek yang bersifat strategis
- Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
G.
Prinsip
Pengawasan
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar
pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil
yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2
prinsip pokok, yaitu:
- Adanya Rencana
- Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang
perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama.
Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan adalah
penting untuk mendapat perhatian.
Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila
diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang
atau kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Hal ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap konsisten satu
sama lain dengan dalam organisasi. Controlling berperan juga dalam menjaga
pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan
penampilan kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya
disusun. Ada 2 tipe standar:
1.
Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil
tampilan dalam istilah kuantitas, kualitas, biaya atau waktu.
2.
Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha
kerja yang masuk ke dalam tugas penampilan.
H.
Pengawasan Efektif
Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada strategi
dan hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control),
berorientasi secara waktu dan eksepsi, bersifat positif, setara dan objektif,
fleksibel.
Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut kendali
feedforward, hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali
ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dan sumber-sumber yang
tepat tersedia untuk memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang
sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali
ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin
sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut kendali
feedback , kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi.
Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Manajer memiliki 2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian. Mereka
dapat mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal) atas
tingkah lakunya sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil tindakan
langsung (external) untuk mengendalikan tingkah laku orang lain.
Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk melatih
pengendalian diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk pengendalian
diri dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki tujuan tampilan yang jelas
dan dukungan sumber-sumber yang tepat.
Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan
sistem administrasi formal antara lain sistem penilaian penampilan, sistem
kompensasi dan keuntungan, sistem disiplin kepegawaian, dan
management-by-objectives (manajemen berdasar tujuan).
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan pengendalian yang
baik adalah:
1. Akan
menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam organisasi.
2. Memotivasi
orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam pekerjaannya.
3. Menyadarkan
nilai dari kontribusi penampilannya.
I.
Alat Bantu
Pengawasan Manajerial
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah
:
1. Manajemen
Pengecualian (Management by Exception) adalah teknik pengawasan yang
memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja
aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian
didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal
pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan
menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan
menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.
2. Management
Information System (MIS) yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan
bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk
membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif. MIS
dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
a. Tahap
survei pendahuluan dan perumusan masalah.
b. Tahap
desain konseptual.T
c. ahap
desain terperinci.
d. Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
a. Mengikut
sertakan pemakai dalam tim perancangan
b. Mempertimbangkan
secara hati-hati biaya system
c. Memperlakukan
informasi yang relevan dan terseleksi
d. Adanya
pengujian pendahuluan
e. Penyediakan
latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan
criteria utama MIS efektif yaitu :
a. Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
b. Tepat
waktu dalam pemakainya
c. Menekan
biaya secara efektif
d. System
yang digunakan harus tepat dan akurat
e. Dapat
diterima oleh yang bersangkutan
3. Analisa
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang
meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang
didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca
rugi-laba organisasi.
4. Penganggaran.
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana
dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana
tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai
sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan
aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana
keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan. Anggaran adalah bagian
fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau
Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah
ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial,
dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
2.
Tipe pengawasan terbagi atas tiga yaitu pengawasan
pendahuluan (Preliminary Control), pengawasan pada saat kerja berlangsung
(cocurrent control) dan pengawasan feed back (feed back control).
3.
Tahap pelaksanaan pengawasan yaitu penetapan standar,
penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, pengukuran pelaksanaan kegiatan,
tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa serta penyimpangan
tahap pengambilan tindakan koreksi.
4.
Pengawasan memiliki lima manfaat terhadap organisasi.
5.
Contoh pengawasan dalam organisasi kemahasiswaan adalah
pengawasan yang dilakukan oleh seorang presiden badan eksekutif mahasiswa
terhadap tugas dan wewenang masing-masing divisinya
Diharapkan
dalam pengawasan dilakukan dengan seefektif dan seefesien mungkin agar semua
kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Fungsi Dasar Mnajemen. http://zee-lintang.blogspot.com/2011/05/tugas-dasar-manajemen-fungsi-pengawasan.html. Diakses pada tanggal 25 September 2012.
Novia. 2010. Pengawasan dalam Organisasi. http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/. Diakses pada tanggal 25 Septembet 2012.
Oktaviani, Felisia. 2012. Jenis-jenis
Organisassi. http://felisiaoktaviani.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-organisasi.html. Diaksese pada tanggal 25 September 2012.
Sihombing, Ferdinan. 2009. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian dalam
Manajemen Kesehatan. http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2009/12/30/fungsi-pengawasan-dan-pengendalian-dalam-manajemen-kesehatan/.
Diakses pada tanggal 25 September
2012.
Wahyu. 2010. Pengawasan. http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/13/pengawasan/. Diakses pada tanggal 25 Sep 2012.
No comments:
Post a Comment