Tuesday, January 1, 2013

Lara [1]


Lara adalah seorang mahasiswi seni disalah satu universitas swasta di Jawa Barat. Lara sangat mencintai seni. Mulai dari dunia fotografi sampai perfilman menjadi minat sekaligus bakat terpendamnya. Untuk akhirnya menjalani pilihanya tersebut, Lara harus meluluhkan hati bundanya yang bersikeras mengarahkannya sebagai seorang dokter. Namun Lara dibantu oleh kedua kakak laki-lakinya berhasil memperjuangkan minat dan bakat Lara menjadi seorang mahasiswi seni.
Hidup Lara memang berkecukupan tapi tidak jarang dia merasa hidupnya tidak begitu menyenangkan. Hidupnya terbilang unik. Mulai dari keluarga yang harmonis namun terpisah jarak dan waktu sampai kisah cintanya yang cukup bervariasi.
“Lara bangun dong, buatin sarapan”, desak kakaknya. Lara pun terbangun dengan siluet wajah yang tampak seperti begitu membunuh. Bukan karena geram atau pun ekspresi alamiah bangun tidur, tetapi memang begitulah pembawaannya.
Lara bergegas menuju kamar mandi yang tidak jauh dari kamarnya dan menghilangkan semua tanda bahwa dia baru saja terbangun dan segera membuat sarapan untuk kakaknya yang manja. Panggil saja kakak manjanya dengan Ica. Ica paling ngefans sama masakan Lara. Ica hanya makan makanan masakan adiknya dan berbagai jenis junk food. Tidak heran tubuhnya terlihat sedikit gemuk dibandingkan Lara adiknya.

Pukul 07.45, Lara sedang menunggu kakaknya di halaman depan. Penantiannya ditemani oleh kicauan burung dipagi hari dan rumput hijau yang basah karena embun pagi. Lara kembali teringat dengan Fadil. Fadil adalah teman dekatnya sewaktu masih duduk di kelas dua SMA. Cowok tampan dan bertubuh kurus tersebut berhasil membuat Lara bertanya-tanya dua tahun terkhir.
Sewaktu masih SMA, Fadil menjadi cowok paling cool seantero sekolahan. Namun dia dikenal sebagai seseorang yang tidak normal karena dia membenci cewek. Meskipun begitu Fadil tetap saja menjadi incaran cewek sebayanya dari cewek gaul sampai cewek cupu sekali pun. Lain halnya dengan Lara yang memerhatikan Jamal yang duduk cukup jauh darinya dikelas. Jamal adalah cowok berambut panjang dengan belahan tengah yang membuatnya terlihat sedikit cupu dari yang lainnya. Mulai dari pendekatan melalui SMS sampai saling bertukar perhatian sudah Lara jalani dengan Jamal. Namun ternyata cowok cupu tersebut belum mempunyai keberanian untuk menyatakan perasaannya kepada Lara. Lara pun hanya terus menunggu dan memperhatikan orang-orang disekitarnya yang dengan mudahnya mengisi hati mereka dengan sebuah nama.
Seseorang berbaju kuning mengagetkan Lara, “mau ngampus gak sih ? melamun mulu nih kamu”. Ica sang kakak membuyarkan lamunan adiknya. Mereka berangkat ke kampus dan berpisah pada gerbang kampus. Ica melanjutkan perjalanannya menuju fakultas sastra dan tentu saja Lara menuju fakultas seni.
Dengan langkah yang terlihat tidak bersemangat Lara menelusuri koridor dan tersenyum kecut pada semua yang menyapanya. Sampai pada suatu ruang di ujung koridor, Lara terlihat ceria melihat Dani, Kia dan Nunu sahabatnya. Ketika bertemu dengan sahabatnya, beban Lara selalu menghilang dengan sendirinya. Dani dengan semua tindakan lucunya selalu saja bisa menghibur Lara. Ditambah lagi ketika Dani, Kia dan Nunu memperdebatkan tentang sesuatu. Dani adalah cewek berwajah cantik dan selalu bertingkah konyol. Sedangkan Kia adalah sosok cewek pendiam dan selalu saja membuat geram teman-temannya karena pikirannya yang selalu saja not responding. Adapun Nunu adalah cewek paling dewasa diantara mereka berempat. Oleh karena itu Nunu dijuluki sebagai bunda.
“sst , nomer satu dong”, bisik Kia. Dani hanya berbalik dan berkata “nulis nama aja belum, lo uda minta jawaban. Kerjain yang gampang-gampang aja dulu”. Karena hanya mendapat kuliah dua menit dari Dani, Kia segera berpaling pada Lara. Dan Lara pun memberikan kuliah dua menit yang sama namun dengan tawa kecil. Nunu sebagai induk dari mereka bertiga terlihat mengerjakan soal ujian tengah smester dengan tenang, ditambah lagi tempat duduknya relative tidak terjangkau oleh Kia. Ujian mereka berjalan lancar meskipun diwarnai berbagai kecurangan. Mulai dari Kia yang terus saja gelisah karena tidak sempat belajar dimalam sebelumnya, Dani yang selalu menyempatkan waktunya untuk mendiskusikan jawaban yang diduganya benar sampai Nunu yang paling dewasa antara mereka pun tidak luput dari kecurangan. Nunu selalu memiliki penyelamat dihandphonenya. Semua materi yang pernah diajarkan tersimpan rapi dihandphone Nunu. Berbeda denagn temannya yang lain , Lara yang dingin itu jarang berbuat curang ketika ujian. Bukan karena sok pintar ataupun takut dosa. Lara memang tidak ahli dalam berbuat nekat seperti teman-temannya yang lain. Lara memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu hal yang meskipun dampaknya hanya seupil.

No comments:

Post a Comment