Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL) merupakan salah satu mata kuliah yang paling berkesan di
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Mata kuliah ini hanya mencakup dua SKS namun
pengorbanannya seperti empat SKS. PBL dilaksanakan sekali setiap smester selama
tiga smester. PBL satu dilaksanakan pada akhir smester empat yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah yang ada dimasyarakat.
Biasanya para mahasiswa terjun langsung kerumah warga dan melakukan pendataan dengan
wawancara langsung. Selanjutnya PBL dua dilakukan pada akhir smester lima yang
bertujuan melakukan intervensi kepada masyarakat untuk menyelesaikan prioritas
masalah yang telah ditemukan pada PBL sebelumnya. Adapaun PBL tiga yang baru
saja berakhir bersama smester enam ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil
intervensi pada PBL dua dan melakukan rekonstruksi bila diperlukan.
Kegiatan PBL saya
berlangsung di Kelurahan La’latang Kecamatan Tallo. Bisa dikatangan PBL adalah
Pengalaman Bersama La’latang. Seperti judulnya, PBL ini memang mengajarkan
begitu banyak pengalaman di lapangan. Kami terbiasa berinteraksi dengan
masyarakat maupun pemerintah setempat. Yang lebih penting dari segalanya,
kebersamaan yang kami rasakan selama tiga PBL berturut-turut ini yang akan
menjadi kenangan tersendiri sebagai mahasiswa kesehatan.
Pertama saya ingin
memperkenalkan teman-teman seposko sekaligus teman seperjuangan di La’latang
tercinta ini. Dimulai dari Mahdin. Mahdin adalah Koordinator Kelurahan pada PBL
pertama. Dia berasal dari jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Tidak begitu
banyak yang saya ingat tentangnya selain kebiasaannya kentut disana-sini. Pada
PBL terakhi dia selalu menjadi lawan saya dalam segala hal. Terlalu berlebihan
mungkin, hanya saja saya merasa setiap yang saya lakukan selalu salah
dimatanya. Tidak perlu dianggap serius, semuanya hanyalah bentuk keakraban
diantara kami.
Selanjutnya, Azwar. Dia
yang lebih sering disapa Cebbang ini adalah Koordinator Kelurahan pada PBL dua
yang berasal dari jurusan Kesehatan Lingkungan. Sosoknya yang kalem membuatnya
menjadi cowok idaman wanita, bahkan diluar posko. Dia selalu bersedia membantu
apapun yang bisa dilakukannya, apapun. Tapi kalau dia sudah marah, dijamin akan
membuat targetnya merasa bersalah. Satu hal yang tidak bisa saya lupakan dari
Cebbang adalah ketika dia sedang berfikiran kotor dan hanya saya yang mengerti
maksud dari pekataannya. Entah karena cewek-cewek lainya benar-benar terlalu
polos atau sayalah yang terlalu dewasa.
Syah Afdhal adalah
Koordinator Kelurahan PBL terakhir. Dia salah satu wakil dari jurusan Manajemen
Rumah Sakit. Dia adalah cowok tersabar diposko sekaligus sponsor kipas angin
diposko kami. Ketika dua cowok lainnya berkeliaran dan wajib militer (main
counter) di posko lain, dia memilih untuk tetap tinggal diposko untuk sekedar
bermain gitar, nonton TV ataupun hanya bercengkrama dengan para cewek-cewek.
Sosok inilah yang paling menyiksa saya diposko, tanpa dia sadari tentunya.
Setiap petikan gitarnya mengingatkan saya pada seseorang yang sampai saat ini
masih saja melekat. Ah sudahlah.
Mulai masuk pada sosok
Nurul Annisa yang biasa disapa Nining. Dia adalah bendahara PBL terakhir, teman
piket dan sekaligus sebagai sumber informasi Korea terpercaya. Dia adalah
satu-satunya perwakilan dari Biostatistik. Orangnya tidak neko-neko dan sangat friendly. Dia adalah teman bergaul
semasa PBL terakhir ini apalagi jika ingin mengunjungin Indomaret, dia benar-benar teman yang pas.
Tria Afina yang biasa
kami sapa Apin. Tidak, dia bukanlah kucing dari Upin dan Ipin. Dia adalah
moderator ataupun Pemateri langganan kami dari PBL satu, karena dia yang
berasal dari jursan Promosi Kesehatanlah ahlinya. Sosoknya berhijab besar namun
tidak rese dan sok ceramah sana-sini. Dia adalah konsumen tetap WiFi Tunas
Perdana yang selalu saja begadang didepan laptop hanya untuk online. Bahkan dia
pernah pingsan di WC karena hipotensi dan anemia.
Dewi Yuli Asriani
adalah salah satu perwakilan dari jurusan Manajemen Rumah Sakit. Saya terbasa
emmanggilnya Bal. Dia adalah cewek paling pecicilan yang pernah saya temui,
tapi saya suka. Sikapnya yang kocak selalu bisa membuat posko kami gaduh dan
penuh tawa. Pada PBL terakhir dia bahkan sukses meniru tawa Mama Dede. Bila
berbicara tentang Dewi, tidak sah rasanya bila tidak dirangkaikan dengan soulmatenya Sri Nurul Kur’aini. Nurul
berasal dari jurusan yang sama, kan soulmate.
Tapi Nurul tidak sepecicilan Dewi. Bahkan bisa dikatakan bahwa Nurul sangat
berbanding terbalik dengannya. Nurul adalah sosok pendiam dan orang paling baik
hati didunia. Singkatnya dia adalah cewek idaman. Hampir sebagian besar
peralatan yang kami gunakan diposko disponsori olehnya, saking baiknya.
Cewek yang biasanya
kami sapa dengan Elvin memiliki nama lengkap Elvinta Palungan dan merupakan
perwakilan dari jurusan Kesehatan Lingkungan. Beruntung bila sepiket dengannya,
dia pembersih dan sangat rajin. Seandainya ada gelar piket terrajin, dialah
pemenang tunggal. Hah dia adalah partner setia jika sedang ingin menikmati segarnya
Capucinno Cincau. Selain itu dialah teman posko paling setia nganterin saya
kesana-kemarikalau butuh.
Ayu Rahmayanti, si
bibir sekseh. Cewek perwakilan dari jurusan Administrasi Kebijakan Kesehatan
ini adalah cewek paling centil diposko kami. Saya tidak akan lupa dengan
pose-pose birjanya (bibir jatuh). Kecadelan akutnya pun menjadi hiburan
tersendiri intuk kami. Sosoknya baik dan tidak perhitungan. Sedari PBL satu dia
selalu membantu kami mengangkut barang maupun berbelanja menggunakan
kendaraannya.
Liswidyawati merupakan
cewek paling modis dan menor diposko kami. Dia adalah perwakilan dari jurusan
Administrasi Kebijakan Kesehatan. Tidak begitu banyak yang bisa saya ingat
darinya. Hanya saja dia adalah Putri Tidur diposko kami, atau Ratu Tidur
mungkin. Saya tidak begitu banyak bergaul dengannya, yah kerena itu tadi,
sebagian besar waktunya diposko dihabiskan untuk tidur. Dan bila sedang tidak
tidur, dia bersama Dewi dan Nurul meninggalkan posko dengan berbagai alasan.
Andi Nur Asiyiah yang
biasa dipanggil Andis juga perwakilan dari jurusan Adminstrasi Kebijakan
Kesehatan. Dia merupakan cewek pendiam kedua setelah saya. Saking pendiamnya, tidak
banyak yang bisa saya ingat tentangnya. Saya hanya selalu mendapatinya disudut
ruangan menonton drama korea.
Yustina Logen yang kami
sapa Kak Wasti lagi-lagi perwakilan dari jurusan Administrasi Kebijakan
Kesehatan. Seperti sapaanya, dia memang jauh lebih tua dari kami. Usianya sudah
menginjak 23 tahun tapi wajahnya tidak kalah muda dan cantiknya dari kami. Dia
adalah salah satu cewek terheboh diposko, apalagi kalau sudah tertawa. Ajumma
inilah yang sedari dulu sampai sekarang melihat wajah saya seperti orang India,
katanya.
Ririn yang bernama
lengkap Satriana Yuni ini adalah perwakilan dari jurusan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Seperti Nining, dia juga sumber informasi Korea terpercaya. Sama
seperti Dewei, saya sering memanggilnya dengan Bal. Ada sedikit pengalaman
kelam bersamanya pada PBL dua, ketika kami ditilang tepat didepan Pos Polisi
Urip, ah sudahlah. Pada PBL terakhir, dia sempat berulang tahun dan menjadikan
posko kami sebagai Posko Ulang Tahun karena dalam waktu sehari dia bahkan
mendapatkan surprise lebih dati lima kali, daebak.
Sri Kartini Nengsih
atau biasa kami sapa Enci juga merupakan perwakilan dari jurusan Kesehat dan
Keselamatan Kerja. Dia adalah salah satu cewek yang pualing rajin melakukan
perwatan diposko. Pada PBL terakhir dia bahkan dijuluki cewek romantic karena
sedang berbunga-bunga dengan pacar barunya.
Rezki Elisafitri (Eki)
adalah partner saya dari PBL satu sampai terakhir. Dia berasal dari jurusan
yang sama dengan saya, Epidemiologi. Dia adalah sekertaris PBL dua. Diluar posko
kami tidak begitu akrab, tapi jika sudah di La’latang entah kenapa dia adalah
teman yang sharing terbaik. Saya
selalu sepemahaman dengannya. Selain itu dia menjadi teman setia shalat
berjamaah saya diposko sekaligus teman seperjuangan bangun pagi.
Fitriani Sukardi atau
lebih deikenal dengan Fichun juga berasal dari jurusan Epidemiologi. Dia
merupakan sekertaris pada PBL pertama. Seperti Apin, dia juga merupakan
moderator dan pemateri langganan kami. Dia merupakan satu-satunya cewek yang
paling organisatoris diposko kami, yah dia memang cerdas. Dia juga salah satu
cewek yang paling sering pulang malam seperti para lelaki diposko kami.
Yang terakhir dari
jurusan yang sama dengan saya adalah Dian Rezki Wijaya yang merupakan
sekertaris pada PBL terakhir. Kami memanggilnya Dires. Selain itu, sama seperti
Dewi dan Ririn, saya juga terkadang memanggilnya Bal. Bila belum tau, Bal
adalah singkatan dari Balala. Tidak perlu dimasukkan dalam hati, itu hanya
sebuah candaan dna bentuk keakraban diantara kami. Dires adalah teman terbaik
ketika saya sedang menjadi bendahara pada PBL dua. Kami benar-benar sepemahaman
kalau soal menghemat uang kas posko.
Setelah menyebutkan
semuanya, saya akan sedikit mengenang tentang tempat hidup kami selama PBL.
Pada PBL pertama kami tinggal disebuah rumah makan. Tidak, kami tidak tidur di
rumah makan. Jadi lantai satunya adalah sebuah rumah makan ayam lalapan, ikan
bakar, sop saudara, pallu basa, pisang ijo dan es krim sedangkan kami hidup
dilantai dua. Penting untuk diketahui, pisang ijo dan es krim adalah salah satu
factor menipisnya jumlah uang ketika PBL berlangsung.
Kembali pada cerita tentang
posko. Banyak suka duka yang kami rasakan selama hidup dilantai dua rumah makan
tersebut. Meski udaranya agak panas, tapi sisi positifnya cucian bisa dengan
mudah kering apalagi terdapat balkon yang panjang sehingga semua punya tempat
untuk menjemur handuk maupun cuciannya. Selain itu, kami tidak perlu pusing
hanya untuk memikirkan “makan apaki lagi
?”. Karena pemilik rumah makan tersebut menyediakan layanan catering,
sehingga kami bisa focus pada tugas lapangan kami tanpa memikir makanan dan
cuci piring. TV pun ada. Selain itu posko kami ini memiliki dua kamar mandi
dengan air yang mengalir setiap waktu, meskipun airnya hanya bersumber dari
sumur bor. Hanya saja kami merasa risih bila harus berhuru-hara sampai tengah
malam, karena pemilik yang tinggal dilantai satu selalu mengeluh terganggu
karena lantai dua posko kami berlantai papan. Apalagi, ada sebuah titik
(didepan kamar samping tangga) yang bila papannya diinjak, akan menghasilkan
bunyi yang mengakibatkan orang lain menyesal menginjaknya karena mengeluarkan
bunyi yang cukup mengganggu.
Karena merasa kurang
nyaman dengan posko pertama, pada PBL dua dan tiga kami berpindah keseberang
jalan. Rumah tersebut menyediakan kamar kos-kosan. Bila dibandingkan dengan
posko sebelumnya, posko baru tersebut memiliki beberapa kelebihan. Selain
airnya bersumber dari PAM, ada TV, dilengkapi dengan beberapa springbed dan
paling penting pemiliknya yang tidak pernah mengeluh. Hanya saja diposko ini
terdapat beberapa kucing (satu kampung mungkin). Mulai dari kucing unyu-unyu
yang mahal sampai kucing got nan rantasa mondar mandir disana. Tidak hanya
mondar-mandir, baunya pun memenuhi posko kami, posko kucing. Bila suatu saat
annti, diantara kami ada yang terjangkit toxoplasmosis, percalayah semua karena
kucing-kucing tersebut.
Terlalu banyak hal lucu,
menarik, menyenangkan, menjengkelkan, mengharukan, membahagiakan yang bisa
dikenang selama tiga PBL yang lalu. Tidak ada kosa kata yang mampu menghimpun
semua waktu yang telah kami lalui bersama disana, terlalu banyak. Semua cerita
yang pernah ada tentang kami akan tersimpan dan memiliki arti tersendiri untuk
setiap pribadi dari kami. Untuk saya, kebersamaan kami tidak hanya mencari
pembelajaran ataupun ajang mencari nilai. Saya merasa sudah memiliki keluarga baru,
keluarga La’latang. Terima kasih untuk semuanya, semoga diluar sana masih
banyak orang-orang mengasyikan seperti kalian yang menunggu untuk berbagi
cerita semacam ini dengan sadengankuya. Saya akan merindukan kalian semua,
selamat ber-KKN teman.
No comments:
Post a Comment