Saturday, June 21, 2014

PBL (Pengalaman Bersama La'latang)

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan salah satu mata kuliah yang paling berkesan di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Mata kuliah ini hanya mencakup dua SKS namun pengorbanannya seperti empat SKS. PBL dilaksanakan sekali setiap smester selama tiga smester. PBL satu dilaksanakan pada akhir smester empat yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah yang ada dimasyarakat. Biasanya para mahasiswa terjun langsung kerumah warga dan melakukan pendataan dengan wawancara langsung. Selanjutnya PBL dua dilakukan pada akhir smester lima yang bertujuan melakukan intervensi kepada masyarakat untuk menyelesaikan prioritas masalah yang telah ditemukan pada PBL sebelumnya. Adapaun PBL tiga yang baru saja berakhir bersama smester enam ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil intervensi pada PBL dua dan melakukan rekonstruksi bila diperlukan.

Kegiatan PBL saya berlangsung di Kelurahan La’latang Kecamatan Tallo. Bisa dikatangan PBL adalah Pengalaman Bersama La’latang. Seperti judulnya, PBL ini memang mengajarkan begitu banyak pengalaman di lapangan. Kami terbiasa berinteraksi dengan masyarakat maupun pemerintah setempat. Yang lebih penting dari segalanya, kebersamaan yang kami rasakan selama tiga PBL berturut-turut ini yang akan menjadi kenangan tersendiri sebagai mahasiswa kesehatan.
Pertama saya ingin memperkenalkan teman-teman seposko sekaligus teman seperjuangan di La’latang tercinta ini. Dimulai dari Mahdin. Mahdin adalah Koordinator Kelurahan pada PBL pertama. Dia berasal dari jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Tidak begitu banyak yang saya ingat tentangnya selain kebiasaannya kentut disana-sini. Pada PBL terakhi dia selalu menjadi lawan saya dalam segala hal. Terlalu berlebihan mungkin, hanya saja saya merasa setiap yang saya lakukan selalu salah dimatanya. Tidak perlu dianggap serius, semuanya hanyalah bentuk keakraban diantara kami.
Selanjutnya, Azwar. Dia yang lebih sering disapa Cebbang ini adalah Koordinator Kelurahan pada PBL dua yang berasal dari jurusan Kesehatan Lingkungan. Sosoknya yang kalem membuatnya menjadi cowok idaman wanita, bahkan diluar posko. Dia selalu bersedia membantu apapun yang bisa dilakukannya, apapun. Tapi kalau dia sudah marah, dijamin akan membuat targetnya merasa bersalah. Satu hal yang tidak bisa saya lupakan dari Cebbang adalah ketika dia sedang berfikiran kotor dan hanya saya yang mengerti maksud dari pekataannya. Entah karena cewek-cewek lainya benar-benar terlalu polos atau sayalah yang terlalu dewasa.
Syah Afdhal adalah Koordinator Kelurahan PBL terakhir. Dia salah satu wakil dari jurusan Manajemen Rumah Sakit. Dia adalah cowok tersabar diposko sekaligus sponsor kipas angin diposko kami. Ketika dua cowok lainnya berkeliaran dan wajib militer (main counter) di posko lain, dia memilih untuk tetap tinggal diposko untuk sekedar bermain gitar, nonton TV ataupun hanya bercengkrama dengan para cewek-cewek. Sosok inilah yang paling menyiksa saya diposko, tanpa dia sadari tentunya. Setiap petikan gitarnya mengingatkan saya pada seseorang yang sampai saat ini masih saja melekat. Ah sudahlah.
Mulai masuk pada sosok Nurul Annisa yang biasa disapa Nining. Dia adalah bendahara PBL terakhir, teman piket dan sekaligus sebagai sumber informasi Korea terpercaya. Dia adalah satu-satunya perwakilan dari Biostatistik. Orangnya tidak neko-neko dan sangat friendly. Dia adalah teman bergaul semasa PBL terakhir ini apalagi jika ingin mengunjungin Indomaret, dia benar-benar teman yang pas.
Tria Afina yang biasa kami sapa Apin. Tidak, dia bukanlah kucing dari Upin dan Ipin. Dia adalah moderator ataupun Pemateri langganan kami dari PBL satu, karena dia yang berasal dari jursan Promosi Kesehatanlah ahlinya. Sosoknya berhijab besar namun tidak rese dan sok ceramah sana-sini. Dia adalah konsumen tetap WiFi Tunas Perdana yang selalu saja begadang didepan laptop hanya untuk online. Bahkan dia pernah pingsan di WC karena hipotensi dan anemia.
Dewi Yuli Asriani adalah salah satu perwakilan dari jurusan Manajemen Rumah Sakit. Saya terbasa emmanggilnya Bal. Dia adalah cewek paling pecicilan yang pernah saya temui, tapi saya suka. Sikapnya yang kocak selalu bisa membuat posko kami gaduh dan penuh tawa. Pada PBL terakhir dia bahkan sukses meniru tawa Mama Dede. Bila berbicara tentang Dewi, tidak sah rasanya bila tidak dirangkaikan dengan soulmatenya Sri Nurul Kur’aini. Nurul berasal dari jurusan yang sama, kan soulmate. Tapi Nurul tidak sepecicilan Dewi. Bahkan bisa dikatakan bahwa Nurul sangat berbanding terbalik dengannya. Nurul adalah sosok pendiam dan orang paling baik hati didunia. Singkatnya dia adalah cewek idaman. Hampir sebagian besar peralatan yang kami gunakan diposko disponsori olehnya, saking baiknya.
Cewek yang biasanya kami sapa dengan Elvin memiliki nama lengkap Elvinta Palungan dan merupakan perwakilan dari jurusan Kesehatan Lingkungan. Beruntung bila sepiket dengannya, dia pembersih dan sangat rajin. Seandainya ada gelar piket terrajin, dialah pemenang tunggal. Hah dia adalah partner setia jika sedang ingin menikmati segarnya Capucinno Cincau. Selain itu dialah teman posko paling setia nganterin saya kesana-kemarikalau butuh.
Ayu Rahmayanti, si bibir sekseh. Cewek perwakilan dari jurusan Administrasi Kebijakan Kesehatan ini adalah cewek paling centil diposko kami. Saya tidak akan lupa dengan pose-pose birjanya (bibir jatuh). Kecadelan akutnya pun menjadi hiburan tersendiri intuk kami. Sosoknya baik dan tidak perhitungan. Sedari PBL satu dia selalu membantu kami mengangkut barang maupun berbelanja menggunakan kendaraannya.
Liswidyawati merupakan cewek paling modis dan menor diposko kami. Dia adalah perwakilan dari jurusan Administrasi Kebijakan Kesehatan. Tidak begitu banyak yang bisa saya ingat darinya. Hanya saja dia adalah Putri Tidur diposko kami, atau Ratu Tidur mungkin. Saya tidak begitu banyak bergaul dengannya, yah kerena itu tadi, sebagian besar waktunya diposko dihabiskan untuk tidur. Dan bila sedang tidak tidur, dia bersama Dewi dan Nurul meninggalkan posko dengan berbagai alasan.
Andi Nur Asiyiah yang biasa dipanggil Andis juga perwakilan dari jurusan Adminstrasi Kebijakan Kesehatan. Dia merupakan cewek pendiam kedua setelah saya. Saking pendiamnya, tidak banyak yang bisa saya ingat tentangnya. Saya hanya selalu mendapatinya disudut ruangan menonton drama korea.
Yustina Logen yang kami sapa Kak Wasti lagi-lagi perwakilan dari jurusan Administrasi Kebijakan Kesehatan. Seperti sapaanya, dia memang jauh lebih tua dari kami. Usianya sudah menginjak 23 tahun tapi wajahnya tidak kalah muda dan cantiknya dari kami. Dia adalah salah satu cewek terheboh diposko, apalagi kalau sudah tertawa. Ajumma inilah yang sedari dulu sampai sekarang melihat wajah saya seperti orang India, katanya.
Ririn yang bernama lengkap Satriana Yuni ini adalah perwakilan dari jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Seperti Nining, dia juga sumber informasi Korea terpercaya. Sama seperti Dewei, saya sering memanggilnya dengan Bal. Ada sedikit pengalaman kelam bersamanya pada PBL dua, ketika kami ditilang tepat didepan Pos Polisi Urip, ah sudahlah. Pada PBL terakhir, dia sempat berulang tahun dan menjadikan posko kami sebagai Posko Ulang Tahun karena dalam waktu sehari dia bahkan mendapatkan surprise lebih dati lima kali, daebak.
Sri Kartini Nengsih atau biasa kami sapa Enci juga merupakan perwakilan dari jurusan Kesehat dan Keselamatan Kerja. Dia adalah salah satu cewek yang pualing rajin melakukan perwatan diposko. Pada PBL terakhir dia bahkan dijuluki cewek romantic karena sedang berbunga-bunga dengan pacar barunya.
Rezki Elisafitri (Eki) adalah partner saya dari PBL satu sampai terakhir. Dia berasal dari jurusan yang sama dengan saya, Epidemiologi. Dia adalah sekertaris PBL dua. Diluar posko kami tidak begitu akrab, tapi jika sudah di La’latang entah kenapa dia adalah teman yang sharing terbaik. Saya selalu sepemahaman dengannya. Selain itu dia menjadi teman setia shalat berjamaah saya diposko sekaligus teman seperjuangan bangun pagi.
Fitriani Sukardi atau lebih deikenal dengan Fichun juga berasal dari jurusan Epidemiologi. Dia merupakan sekertaris pada PBL pertama. Seperti Apin, dia juga merupakan moderator dan pemateri langganan kami. Dia merupakan satu-satunya cewek yang paling organisatoris diposko kami, yah dia memang cerdas. Dia juga salah satu cewek yang paling sering pulang malam seperti para lelaki diposko kami.
Yang terakhir dari jurusan yang sama dengan saya adalah Dian Rezki Wijaya yang merupakan sekertaris pada PBL terakhir. Kami memanggilnya Dires. Selain itu, sama seperti Dewi dan Ririn, saya juga terkadang memanggilnya Bal. Bila belum tau, Bal adalah singkatan dari Balala. Tidak perlu dimasukkan dalam hati, itu hanya sebuah candaan dna bentuk keakraban diantara kami. Dires adalah teman terbaik ketika saya sedang menjadi bendahara pada PBL dua. Kami benar-benar sepemahaman kalau soal menghemat uang kas posko.
Setelah menyebutkan semuanya, saya akan sedikit mengenang tentang tempat hidup kami selama PBL. Pada PBL pertama kami tinggal disebuah rumah makan. Tidak, kami tidak tidur di rumah makan. Jadi lantai satunya adalah sebuah rumah makan ayam lalapan, ikan bakar, sop saudara, pallu basa, pisang ijo dan es krim sedangkan kami hidup dilantai dua. Penting untuk diketahui, pisang ijo dan es krim adalah salah satu factor menipisnya jumlah uang ketika PBL berlangsung.
Kembali pada cerita tentang posko. Banyak suka duka yang kami rasakan selama hidup dilantai dua rumah makan tersebut. Meski udaranya agak panas, tapi sisi positifnya cucian bisa dengan mudah kering apalagi terdapat balkon yang panjang sehingga semua punya tempat untuk menjemur handuk maupun cuciannya. Selain itu, kami tidak perlu pusing hanya untuk memikirkan “makan apaki lagi ?”. Karena pemilik rumah makan tersebut menyediakan layanan catering, sehingga kami bisa focus pada tugas lapangan kami tanpa memikir makanan dan cuci piring. TV pun ada. Selain itu posko kami ini memiliki dua kamar mandi dengan air yang mengalir setiap waktu, meskipun airnya hanya bersumber dari sumur bor. Hanya saja kami merasa risih bila harus berhuru-hara sampai tengah malam, karena pemilik yang tinggal dilantai satu selalu mengeluh terganggu karena lantai dua posko kami berlantai papan. Apalagi, ada sebuah titik (didepan kamar samping tangga) yang bila papannya diinjak, akan menghasilkan bunyi yang mengakibatkan orang lain menyesal menginjaknya karena mengeluarkan bunyi yang cukup mengganggu.
Karena merasa kurang nyaman dengan posko pertama, pada PBL dua dan tiga kami berpindah keseberang jalan. Rumah tersebut menyediakan kamar kos-kosan. Bila dibandingkan dengan posko sebelumnya, posko baru tersebut memiliki beberapa kelebihan. Selain airnya bersumber dari PAM, ada TV, dilengkapi dengan beberapa springbed dan paling penting pemiliknya yang tidak pernah mengeluh. Hanya saja diposko ini terdapat beberapa kucing (satu kampung mungkin). Mulai dari kucing unyu-unyu yang mahal sampai kucing got nan rantasa mondar mandir disana. Tidak hanya mondar-mandir, baunya pun memenuhi posko kami, posko kucing. Bila suatu saat annti, diantara kami ada yang terjangkit toxoplasmosis, percalayah semua karena kucing-kucing tersebut.

Terlalu banyak hal lucu, menarik, menyenangkan, menjengkelkan, mengharukan, membahagiakan yang bisa dikenang selama tiga PBL yang lalu. Tidak ada kosa kata yang mampu menghimpun semua waktu yang telah kami lalui bersama disana, terlalu banyak. Semua cerita yang pernah ada tentang kami akan tersimpan dan memiliki arti tersendiri untuk setiap pribadi dari kami. Untuk saya, kebersamaan kami tidak hanya mencari pembelajaran ataupun ajang mencari nilai. Saya merasa sudah memiliki keluarga baru, keluarga La’latang. Terima kasih untuk semuanya, semoga diluar sana masih banyak orang-orang mengasyikan seperti kalian yang menunggu untuk berbagi cerita semacam ini dengan sadengankuya. Saya akan merindukan kalian semua, selamat ber-KKN teman.


No comments:

Post a Comment